SOLOPOS.COM - Gelombang tinggi di DIY disebabkan Badai Kongrey. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, BANTUL — Gelombang tinggi menerjang deretan warung di Pantai Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Terjangan gelombang tinggi ini membuat empat warung terdamak dan satu warung di antaranya rusak parah.

Ketua Koperasi Mina Bahari 45 Pantai Depok, Sutarlan, mengatakan peristiwa gelombang tinggi ini terjadi pada Senin dan Selasa (24-25/10/2022) malam di bagian barat Pantai Depok. Menurut dia, para pemilik warung sebenarnya sudah waspada dan sudah menyelamatkan barang-barang berharga di warung sehingga ketika terjadi terjangan air laut.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

“Cuma satu warung yang rusak parah, tiga lainnya cuma kemasukan air laut,” jelas Sutarlan, Rabu (26/10/2022).

Beberapa warung telah mengantisipasi gelombang tinggi itu dengan mmebuat tanggul dari karung berisi pasir agar bangunan warung tetap aman.

Baca Juga: Tabrak Truk Berhenti di Kulonprogo, Pengendara Sepeda Motor Meninggal

Tingginya gelombang pantai selatan juga membuat sebagian besar nelayan tidak berani melaut. Namun, ada juga nelayan yang nekat melaut.

“Kalau sekarang sih air laut sudah normal kembali dan nelayan sudah banyak yang melaut,” katanya.

Sutarlan mengatakan air laut pasang biasanya selalu terjadi pada malam hari, sehingga tidak ada wisatawa saat terjadi air pasang. Para pemilik warung kuliner juga sudah paham dan sudah pasrah berjualan di pinggir pantai.

“Ya ini memang sudah risiko berjualan di pinggir pantai. Tapi bagaimana pun pemilik warung kuliner berusaha agar tidak ada kerugian saat warungnya dihantam gelombang pasang,” ucap Sutarlan.

Baca Juga: Obelix Hills, Tempat Terbaik Menikmati Matahari Terbenam di Yogyakarta

Seorang pemilik warung makan di Pantai Depok, Dardi Nugroho, mengatakan  gelombang pasang yang terjadi tidak hanya menerjang warung, tetapi juga membawa sampah dari laut ke pantai sehingga kondisi pantai kotor dengan sampah. Sampah tersebut diakuinya dibawa dari sungai yang bermuara ke laut selatan Bantul kemudian sampai pantai.

“Sampahnya ya batang pohon hingga sampah rumah tangga,” katanya.

Untuk membersihkan sampah di pinggir pantai tidak bisa dilakukan oleh petugas kebersihan yang jumlahnya terbatas, sehingga para pemilik warung makan dan pengusaha lainnya di Pantai Depok juga ikut membantu membersihkan pantai dari sampah.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi DIY, Etik Setyaningrum, mengatakan dalam memasuki Oktober ini intensitas hujan memang mulai dirasakan meningkat dari sedang sampai tinggi.

Baca Juga: Banyak Hewan Liar Masuk Rumah di Jogja saat Musim Hujan, Ada Ular hingga Musang

Bahkan hujan bisa turun di hampir seluruh wilayah DIY, termasuk Bantul pada pagi hingga malam hari. Puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada periode Januari hingga Februari tahun depan.

Seiring meningkatnya intensitas hujan, Etik pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, baliho roboh, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir.

“Dengan periode musim hujan, potensi cuaca ekstrem entah itu angin kencang maupun petir masih bisa terjadi. Baik di periode peralihan maupun di puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2023 nanti,” kata Etik.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ombak Tinggi Terjang Pantai Depok, Satu Warung Rusak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya