SOLOPOS.COM - Ilustrasi gempa bumi (@infoBMKG)

Gempa bumi yang berpusat di DIY ternyata sudah beberapa kali terjadi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gempa yang terjadi pada Jumat (25/9/2015) pukul 20.28 WIB bukan yang pertama kali terjadi di wilayah Gunungkidul. Pasalnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah mencatat, sejak awal tahun ini wilayah terluas di DIY ini beberapa kali menjadi sumber pusat gempa.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Bahkan jika ditarik lebih jauh ke 2014 lalu, hampir setiap bulannya terjadi aktivitas kegempaan. Hanya saja, pergeseran lempeng bumi ini tidak sampai dirasakan oleh masyarakat.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Teguh Prasetyo mengatakan, sejak awal tahun ini sudah ada 15 gempa yang dapat dirasakan masyarakat. Secara spesifik Teguh menyebutkan, pusat gempa banyak terjadi di beberapa wilayah seperti Bantul, Gunungkidul dan Kota Jogja.

“Pusat gempa terus berganti-ganti baik di darat maupun laut. Namun dari catatan kami, kebanyakan terjadi di tiga wilayah meliputi Bantul, Gunungkidul dan Kota Jogja,” kata Teguh saat dihubungi, Harian Jogja, Sabtu (26/9/2015).

Dia pun meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Meski sudah 15 kali kegempaan yang bisa dirasakan, tingginya intensitas itu memberikan keuntungan sendiri. Makin banyak energi kegempaan yang keluar dalam skala yang kecil, maka potensi terjadinya gempa dengan skala besar akan makin berkurang.

“Kita tidak tahu kapan akan terjadi gempa, sehingga yang bisa dilakukan terus waspada,” tutur dia.

Sebelum gempa yang terjadi pada Kamis malam, pada tanggal 5-6 April lalu, wilayah Gunungkidul juga terjadi gempa hingga empat kali. Namun demikian, getaran tersebut tidak dirasakan oleh warga sekitar. Selain disebabkan kekuatan gempa yang lemah, jaraknya juga di tengah laut dengan kedalaman sepuluh kilometer.

“Pusat gempa berada di 140 kilometer tenggara Kota Wonosari. Dalam rentang waktu dua hari, kami mencatat ada sekitar empat kali gempa. Hanya getarannya masih di bawah 4 skala richter,” kata Kepala Seksi Observasi BMKG DIY Bambang Subadyio kepada Harian Jogja, Kamis (9/4/2015) lalu.

Menurut Bambang, gempa yang berpusat di wilayah Gunungkidul bukan hal yang baru. Berdasarkan pantauan yang ada, di tahun lalu intensitas gempa lebih banyak lagi, karena hampir setiap bulannya minimal ada satu kali kegempaan.

“Itu menjadi catatan kami. Informasi ini juga tidak disebarkan ke masyarakat, dengan tujuan agar tidak menimbulkan kepanikan,” ungkapnya.

Tak Ada Laporan Kerusakan

Meski pusat gempa tidak jauh dari pusat Kota Wonosari, hingga Sabtu siang tidak ada laporan kerusakan fisik maupun korban jiwa. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Sutaryono mengaku belum menerima adanya laporan kerusakan. “Masih aman terkendali karena laporan hingga saat ini nihil,” kata Sutaryono, kemarin.

Dia menambahkan, meski tidak ada laporan kerusakan, kejadian gempa kemarin malam sempat membuat panik warga. sesaat setelah gempa warga berhampuran ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

“Untuk mengantisipasi adanya bencana, kami terus menggalakan program desa siaga bencana. Langkah ini penting guna mengurangi potensi terjadinya korban, baik itu tanah longsor maupun gempa bumi,” tutur Sutaryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya