SOLOPOS.COM - Gumuk Pasir Parangkusumo (jogja.co)

Geomaritime science dipusatkan di Pantai Parangtritis.

Harianjogja.com, BANTUL– Kawasan Pantai Parangtritis resmi menjadi wahana pengetahuan tentang kelautan atau Parangtritis Geomaritime Science Park. Salah satunya dengan merestorasi kawasan gumuk pasir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Parangtritis Geomaritime Science Park diresmikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (11/9/2015) sore di kawasan Pantai Depok. Kawasan penelitian ini akan dikelola oleh Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis (LGPP) yang berada di bawah Universitas Gadjah Mada (UGM) serta didukung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam hal riset.

Penetapan kawasan ini menambah luas kiprah LGPP dalam penelitian kelautan. Bila selama ini, LGPP fokus pada penelitian tentang gumuk pasir, maka dengan penetapan Parangtritis Geomaritime Science Park, penelitian dan kajian akan mencakup berbagai hal terkait kelautan.

“Tidak hanya soal gumuk pasir, tapi lebih luas yang memberi manfaat bagi masyarakat. Bagaimana pengkajian tentang pasir, apa kandungan di dalamnya. Pengajaran tentang kelautan, sistem penangkapan ikan, bagaimana menjadi nahkoda yang baik. Nelayan enggak hanya mencari ikan, laboratorium ini menyiapkan informasi tentang plankton,” jelas Menristek Dikti Mohamad Nasir, Jumat (11/9/2015).

Langkah pertama menjadikan kawasan ini pusat penelitian kelautan, pemerintah bersama UGM sepakat merestorasi kawasan gumuk pasir. Yaitu menyeterilkan zona inti gumuk pasir seluas 141 hektare, dari bangunan dan vegetasi.

“Kalau ada hutan dan bangunan, pasir yang dibawa angin tidak bisa membentuk gumuk pasir,” jelas Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gubernur meminta masyarakat menjaga dan melestarikan kawasan gumuk pasir dari munculnya bangunan atau permukiman.

Ditetapkannya Parangtritis Geomaritime Science Park menambah jumlah laboratorium alam yang ada di DIY. Selain di Parangtritis, DIY memiliki pusat penelitian karst di Gunungkidul dan Gunung Merapi di Sleman.

Kepala BIG Priyadi Kardono mengatakan, penetapan kawasan riset kelautan itu akan diperkuat dengan Peraturan Daerah (Perda). “Targetnya 2016 sudah ada Perda, kalau tidak Peraturan Gubernur,” terang Priyadi Kardono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya