Jogja
Rabu, 9 Maret 2016 - 13:55 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Beda Cara Warga Jogja Menyikapi Gerhana Matahari Tahun 1983 dan 2016

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga berkumpul di Tugu Jogja untuk nonton bareng gerhana matahari total, Rabu (9/3/2016) pagi. (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Gerhana matahari total di Jogja, ratusan warga berkumpul di Tugu untuk menikmati fenomena alam tersebut

Harianjogja.com, JOGJA- Humas Taman Pintar Jogja, Yosephine Carmelita mengatakan lautan warga di Tugu Jogja saat menonton gerhana matahari, Rabu (9/3/2016) pagi di luar perkiraan panitia dan relawan.

Advertisement

Pasalnya selama ini mereka hanya memasang poster di beberapa titik dan membagikannya ke sekolah-sekolah. Tak disangka antusias warga Jogja dalam menyambut gerhana begitu besar.

“Ini di luar ekspektasi, 50an relawan kami sampai kewalahan memberikan informasi ke seluruh warga disini,” tutur Yosi.

Kepala BMKG DIY Tony Agus Wijaya pun sumringah dengan kemeriahan ini. Menurutnya kondisi ini benar-benar kontras dengan tiga dasawarsa silam. Saat ini semakin banyak warga yang tertarik menyaksikan fenomena alam. Mitos-mitos tak berdasar juga semakin tersingkir berganti rasa ingin tahu warga terhadap dunia ilmu pengetahuan yang besar.

Advertisement

Tony mengatakan persitiwa gerhana matahari sebenarnya peristiwa alam biasa. Hanya saja untuk bisa menikmati bentuk gerhana yang sama di lokasi yang sama diperlukan waktu sekitar 300 tahun. Beberapa puluh tahun mendatang, gerhana Matahari masih bisa dinikmati di Jogja, namun bentuknya tak akan semaksimal kemarin.

“Kita beruntung juga cuaca cerah jadi bisa beramai-ramai belajar tentang gerhana. Bila terlewat, kita baru bisa melihat yang sebaik ini 2023. Saat itu akan gerhana total tapi hanya lewat Papua,” kata dia.

Pengalaman pertama melihat gerhana matahari secara langsung rupanya dialami oleh Walikota Jogja, Haryadi Suyuti. Haryadi yang datang menonton di Tugu Jogja mengatakan di era 80-an dia juga diminta bersembunyi saat gerhana datang.

Advertisement

Alhasil dirinya melewatkan momen gerhana matahari total yang hanya terjadi di titik yang sama setiap 300 tahun sekali.

Haryadi bersyukur Rabu pagi cuaca relatif cerah. Matahari tak sedikitpun tertutup awan sehingga pengamatan bisa dilakukan dengan leluasa. Warga pun bisa beramai-ramai menantikan momen puncak kala matahari tertutup bulan.

“Rasanya bersyukur masih bisa mendapatkan kesempatan melihat gerhana, apalagi beramai-ramai di Tugu seperti ini,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif