SOLOPOS.COM - Sejumlah pengemudi becak mendapatkan pelayanan kesehatan gigi baik tindakan cabut gigi maupun penambalan gigi berlubang dalam rangkaian kegiatan Dies ke-7 Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi UGM di Gedung DPRD Provinsi DIY, Sabtu (5/1/2013). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sejumlah pengemudi becak mendapatkan pelayanan kesehatan gigi baik tindakan cabut gigi maupun penambalan gigi berlubang dalam rangkaian kegiatan Dies ke-7 Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi UGM di Gedung DPRD Provinsi DIY, Sabtu (5/1/2013). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JOGJA—Kasus gigi berlobang (karies) tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, jika dibiarkan membusuk sangat beresiko terhadap kesehatan tubuh lainnya. Gigi kerowok ini menempati urutan teratas prevalensi penyakit gigi dan mulut.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

“Beberapa penyakit yang bisa terkait dengan fokal infeksi gigi, antara lain radang sendi, stroke, penyakit jantung, dan gula,” kata Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Ahmad Syaify, Sabtu (5/1/2013).

Rumah Sakit Gigi memberikan pelayanan kesehatan gigi gratis setidaknya kepada 350 tukang becak di Gedung DPRD DIY.  Tukang becak menjadi pilihan karena mereka selalu berhadapan dengan wisatawan sementara mereka kurang pengetahuan soal penyakit gigi.

“Problem bau mulut juga disebabkan faktor dalam mulut seperti gigi membusuk. Ini  berpotensi menjadi hambatan serius pada kehidupan sosial, bahkan dapat merusak karier, tak terkecuali tukang becak,” ungkap dia.

Dari hasil studi, masalah bau mulut(halitosis) menunjukan 71% pengidap merasakan pengaruh negatif. Adapun survei pada kelompok remaja, 85% mengatakan halitosis adalah hal penting untuk dihindari.

Ahmad menambahkan, hal lain yang jarang disadari adalah adanya hubungan timbal balik antara penyakit gigi terutama gusi dengan penyakit gula. Gusi yang meradang dapat memperburuk kondisi gula daerah pasien. Sebaliknya, tingginya kadar gula penderita gula dapat memperparah radang gusi.

Penyakit gigi menurut Ahmad disebabkan karena kurangnya pola kebersihan.  Banyak yang mengaku sudah menggosok giginya secara rutin,  namun tidak semua menggosoknya dengan benar.

Sebagian ada yang menggosok terlalu keras sehingga justru mengakibatkan gigi rusak. “Dari 99 persen yang menggosok gigi dengan benar tak lebih dari 60 persen,” ungkap Ahmad.

Purwanto, 54, seorang tukang becak, mengaku persoalan gigi menjadi hal yang serius. Pernah suatu malam, giginya terasa nyeri. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk tidak menarik dan tidur di atas becak yang mangkal di depan Hotel Ibis Malioboro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya