JOGJA—Tindakan organisasi masyarakat (ormas) membubarkan paksa serta merusak sarana prasarana kantor saat diskusi buku Allah, Liberty and Love karya Irshad Manji mengundang perhatian Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
GKR Hemas memprotes keras pelarangan diskusi tersebut.
Istri Sri Sultan Hamengku Buwono X itu mengisyaratkan kecemasannya atas kejadian tersebut. Apalagi tindakan tersebut terjadi saat pemerintah pusat menaruh perhatian penuh terhadap kondisi Jogja terkait rancangan Undang-undang Keistimewaan DIY.
“Saat ini Jogja jadi perhatian dari pemerintah pusat,” ujar Wakil Ketua DPD RI itu di Kantor Harian Jogja, Jumat (11/5).
Menurutnya, Keraton sebagai lembaga budaya, tak akan tinggal diam. Namun Hemas mengatakan langkah Keraton itu bukan upaya untuk melegitimasi pembubaran ormas yang beraliran keras itu.
“Yang penting bagi seluruh organisasi bisa ciptakan Jogja sebagai kota Jogja damai. Jadi pembubaran itu isu-isu saja untuk memperkeruh persoalan,” ungkapnya.
Menurutnya tindakan kekerasan itu bisa jadi bukan datang dari kepentingan kelompok mereka sendiri, tapi bisa jadi agenda dari luar. ”Agenda untuk mengobok-obok Jogja,” tandasnya.
Sebelumnya GKR Hemas menyoroti pembatalan diskusi buku Irshad Manji di UGM. “Saya protes keras atas pelarangan itu,” ujar Hemas.