SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Global geopark network perlu dijaga dengan mempertimbangkan berbagai sisi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Status geopark yang berada di tiga kabupaten yakni Gunungkidul, Pacitan dan Wonogiri berupaya untuk dipertahankan dengan optimalisasi penyangga geosite. Terlebih dalam menghadapi revalidasi status Geopark Gunungsewu oleh UNESCO pada 2019 mendatang.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Baca Juga : GLOBAL GEOPARK NETWORK : Optimalkan Penyangga Geosite, Agar Tidak Didepak UNESCO

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono yang juga sebagai Sekretaris Geopark juga mengatakan  saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan validasi. Konsentrasinya adalah, ancang-ancang untuk menumbuhkan keberadaan penyangga  di 13 situs geosite yang sudah ada.

Adapun ke-13 situs geosite itu meliputi, Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk; Kali Ngalang, Gedangsari; Hutan Wanagama, Playen; Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen; Gua Kali Suci dan Gua Jomblang, Semanu; Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo; Lembah karst Mulo, Wonosari;  Pantai Baron- Pantai Kukup – Pantai Krakal, Tanjungsari;  Pantai Siung – Gunung Batur – Pantai Wediombo, Tepus dan Girisubo, Hutan Wisata Turunan, Girisuko, Panggang; Gua Cokro, Umbulrejo, Ponjong; serta Bengawan Solo Purba di Desa Pucung, Kecamatan Girisubo.

“Saat ini yang sedang dikembangkan dalam penyangga geosite Gunung Api Purba Nglanggeran misalnya, ada Kampung Emas, Desa Wisata Kerajinan Bobung, dan Desa Wisata Jelok,” jelasnya, Selasa (18/7/2017).

Di hadapan tim percepatan geopark Indonesia, pihaknya mempresentasikan progres kawasan penyangga geosite tersebut. Berkaitan dengan konservasi, edukasi, budaya dan yang lain. Sedangkan khusus untuk pariwisata,  pemerintah akan menyusun geo tour antar situs.

Sementara itu, General Manager Geopark Gunung Sewu, Budi Martono mengatakan jumlah geosite tidak ditambah. Namun demikian konsepnya pengembangan geosite, yakni dengan mengedepankan unsur pendidikan, dan budaya.

“Misalnya di wilayah Kecamatan Gedangsari ada green village, Desa Mertelu, serta Embung Batara Sriten, akan terus didorong untuk dikembangkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya