Global geopark network terus dikelola dan dikembangkan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Paska-penandatangan kerjasama pengelolaan Gunungsewu oleh Bupati Gunungkidul, Bupati Pacitan, dan Bupati Wonogiri. Pemerintah pun bergerak cepat dalam pengelolaan Gunungsewu yang merupakan salah satu jaringan Global Geopark Network (GNN). Salah satu geosite fosil biota laut akan dioptimalkan jadi objek wisata (obwis) .
Baca Juga : GLOBAL GEOPARK NETWORK : Optimalkan Geoside Fosil Boiota Laut Jadi Obwis
General Manager Geopark, Budi Martono mengaku terus melakukan pengembangan dan perlindungan kawasan geoside di Gunungsewu. Lokasi itu membentang mulai dari Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan.
“Formasi Sambipitu akan kami upayakan agar tidak rusak, karena lokasinya berada di bawah jembatan dan riskan rusak,” kata mantan Sekretaris Daerah Gunungkidul itu, Jumat (30/6/2017).
Belum lama ini, kata dia, kabupaten tiga kabupaten masing-masing, Gunungkidul, Pacitan dan Wonogiri menandatangani kesepakatan bersama terkait peraturan pengelolaan Geopark Gunungsewu. Dengan hal itu diharapkan pengelolaan bisa lebih efektif dan dapat menyesuaikan dengan situasi menjelang validasi ulang pada 2019 mendatang.
Terlebih kata dia, di Gunungkidul sendiri terdapat 13 titik geosit. Meliputi Pantai Baron-Kukup-Krakal, Hutan Wanagama, Hutan Turunan, Gua Ngingrong, Goa Jlamprong, Air Terjun Bleberan, Lembah Bengawan Solo Purba, Pantai Siung-Wediombo, Luweng Goa Jomblang, Luweng Kali Suci, Endapan Laut Miosen Awal (Formasi Sambipitu), dan Gunungapi Miosen Awal (Formasi Nglanggran).