SOLOPOS.COM - Gua Siluman, Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Gua Siluman, Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

BANTUL—Bukan hanya air limbah rumah tangga, tumpukan sampah kini mulai mencemari Pesanggrahan Gua Siluman di Desa Wonocatur, Kecamatan Banguntapan.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Padahal Gua Siluman merupakan salah satu benda cagar budaya (BCB) peninggalan masa pemerintahan Hamengku Buwono (HB) II.

Dari pantauan Harian Jogja, Selasa (15/1/2013), sampah rumah tangga dan potongan ranting pohon terlihat menumpuk di atas pintu masuk gua buatan di timur Pasar Bantengan, Wonocatur itu.

Adapun di mulut gua, sejumlah saluran pembuangan tak henti mengalirkan limbah ke dalam gua.

Masuk ke dalam gua, bau menyengat langsung menusuk hidung. Air limbah yang menghanyutkan sampah membuat Benteng Pendem itu kumuh dan kotor.

Kesan suram semakin tampak dari lumut di sepanjang dinding lorong yang sebagian plesteran semennya mengelupas.

Menurut juru kunci Gua Siluman, Harno Prayitno, 83, pada masanya, Pesanggrahan Gua Siluman memiliki peranan penting. Selain untuk bertapa, gua itu juga sebagai tempat pemandian khusus ratu, selir, dan kerabat Keraton Jogja.

“Sudah belasan tahun gua ini menjadi saluran pembuangan limbah rumah tangga dan pabrik tahu. Bahkan, jalan menuju pintu masuk gua telah tergusur bangunan perumahan dan pertokoan,” kata Harno kepada Harian Jogja.

Selain mengalir ke selokan yang menghubungkan gua dengan persawahan, sebagian limbah lagi menggenangi kolam kecil di bangunan gua sisi timur.

Kolam yang dikenal sebagai pesiraman (pemandian) ratu itu memiliki mata air yang dipercaya dapat menyembuhkan bermacam penyakit.
Meski sudah bercampur limbah, lanjut Harno, terkadang masih ada peziarah yang bersemedi atau sekadar mengambil air kolam.

“Gua Siluman adalah salah satu peninggalan dari perpindahan Keraton Mataram yang semula di Alas Mentaok [sekarang Kota Gede],” imbuh kakek 17 cucu itu.

Salah satu pegawai Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) DIY yang bertugas merawat Gua Siluman, Harjono, mengatakan semestinya warga sekitar turut menjaga kelestarian Gua Siluman dengan tidak membuang limbah dan sampah ke dalamnya.

“Semestinya ada saluran khusus yang mengalirkan limbah tanpa melalui Gua Siluman. Toh, kalau situs ini bersih dan bisa mengundang banyak wisatawan, tentu warga sekitar yang akan menikmati hasilnya,” tandas Harjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya