SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X diminta meninjau ulang rencana kenaikan harga gas elpiji 3 kg

Harianjogja.com, JOGJA-Rencana kenaikan harga eceran tertinggi (HET) gas LPG ukuran 3 kilogram di DIY dinilai akan memberatkan masyarakat.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY pun meminta Gubernur DIY untuk meninjau ulang rencana tersebut.

Pemda DIY berencana menaikkan HET LPG 3 Kilogram dari Rp14.000 per tabung menjadi Rp15.500. Rencana tersebut sudah atas kesepakatan Pertamina, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPD DIY dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM).

Wakil Ketua I DPRD DIY, Arif Noor Hartanto menyayangkan rencana kenaikan HET LPG 3 kilogram, karena pengguna gas yang sering disebut gas melon tersebut adalah kalangan menengah ke bawah.

“Realitasnya justru gas 3 kilogram selalu diserbu pengguna gas 12 kilogram,” ujar Arif, Jumat (17/4/2015).

Senada juga diungkapkan oleh anggota DPRD DIY dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Huda Tri Yudiana. Ia mengungkapkan keprihatinannya jika rencana kenaikan HET gas benar-benar diterapkan.

Menurut dia, kenaikan harga gas ukuran 3 kilogram akan menambah beban hidup masyarakat, karena gas sudah menjadi ketergantungan setelah terjadi konversi dari minyak tanah.

Selain itu, Huda memastikan akan ada efek domino dari kenaikan gas ini. “Saya berharap bisa dicari alternatif lain sebelum menaikkan HET gas 3 kilogram,” kata Huda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya