SOLOPOS.COM - Ilustrasi menelepon (JIBI/Solopos/Reuters/Aly Song)

Perempuan Indonesia belum sepenuhnya tanggap terhadap penguasaan teknologi sehingga tak dimanfaatkan untuk pengembangan kualitas hidup

Harianjogja.com, SLEMAN – Perempuan Indonesia belum sepenuhnya tanggap terhadap penguasaan teknologi sehingga tak dimanfaatkan untuk pengembangan kualitas hidup.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) mendorong perempuan untuk memanfaatkan teknologi guna menghasilkan produktivitas dalam seminar bertema Literasi Media untuk Membangun Kesetaraan Gender di Ruang Sidang Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (20/12/2017).

Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Kementerian PPA Ratna Susianawati menjelaskan, penguasaan teknologi bagi perempuan kini menjadi perhatian khusus pemerintah. Mengingat masih banyak perempuan yang belum tanggap dengan pemanfaatan teknologi dengan baik. Ia berharap, perempuan dapat memanfaatkannya tidak hanya sekedar sebagai informasi namun harus meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas perempuan.

“Dengan penguasaan teknologi pula, perempuan bisa mendapatkan akses dalam pembangunan, sehingga perempuan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,” ungkap dia seusai pelaksanaan seminar, Rabu (20/12/2017).

Selain itu, Ratna meyakini dalam penguasaan teknologi dapat mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan. Sehingga perempuan mampu keluar sebagai stigma yang selama ini sebagai korban kekerasan. Karena melalui teknologi itulah perempuan memiliki kemandirian sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu pihaknya terus berupaya menggelar pelatihan literasi media dan literasi digital bagi perempuan. “Termasuk kami melakukan kampanye pemanfaatan teknologi bagi perempuan dan kami menggandeng perguruan tinggi,” ujar dia.

Tetapi tak dipungkiri, perempuan kadang mengalami hambatan dalam menggunakan internet, seperti tidak memiliki biaya, tak tahu cara menggunakan telepon pintar, kurang percaya diri, laptop atau peralatan teknologi tinggi serta kurangnya pelatihan teknologi. Ia menyadari perlunya pemangku kepentingan untuk mendorong perempuan terlibat aktif dalam merumuskan kebijakan yang relevan serta mampu membangun kapasitas perempuan di bidang TIK.

Komisioner PT Indoguardika Cipta Kreasi Jakarta Pratama Persadha menyatakan, pengguna internet di Indonesia sebanyak 47,5% merupakan perempuan dan sisanya 52,5% laki-laki. Ia menyinggung masih adanya perempuan yang kadang terbelit kasus UU ITE atas ketidaktahuannya. Oleh karena itu, ia menyarankan pentingnya literasi digital bagi perempuan, salah satunya dengan menyasar tenaga kerja indonesia (TKI) yang kembali ke tanah air.

Poin penting dari edukasi tersebut adalah, menjelaskan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia siber, utamanya medsos. Serta menghindarkan diri menjadi pelaku maupun korban hoax dan cyber bullying.

“Tak kalah pentingnya, mendorong wanita Indonesia untuk menulis maupun memproduksi konten lain seperti video, grafis demi meningkatkan konten positif sekaligus mendorong terciptanya kesetaraan,” imbuh dia dalam seminar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya