SOLOPOS.COM - Jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama Debarkasi Donohudan sujud syukur saat tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Kamis (7/9/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Kementerian Agama (Kemenang) Bantul bersama dengan pihak-pihak terkait menyiapkan ambulan dan tenaga medis untuk menjemput jemaah haji yang tiba pada Jumat dan Sabtu (14-15/9/2017) mendatang

 
Harianjogja.com, BANTUL–Kementerian Agama (Kemenang) Bantul bersama dengan pihak-pihak terkait menyiapkan ambulan dan tenaga medis untuk menjemput jemaah haji yang tiba pada Jumat dan Sabtu (14-15/9/2017) mendatang. Setiap kloter dijatah dua ambulan yang langsung datang menjemput ke Asrama Haji Donohudan.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Plh Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Bantul, Sugito mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan bagian kesejahteraan rakyat (kesra) Setda Bantul dan stakeholder terkait kesiapan penjemputan jamaah haji.

Ia menyebut ambulan disiapkan untuk mengantisipasi kondisi jamaah haji yang sakit dan tidak bisa turut serta dalam rombongan bus. Selain dari Kemenag, menurutnya pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) masing-masing biasanya juga menyiapkan ambulan untuk menjemput jamaah yang sakit.

Terkait informasi tentang jamaah haji yang sakit maupun meninggal dunia, Sugito menyatakan belum menerima laporan dari Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD) maupun Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD). Menurutnya, setiap hari TPHD Kabupaten selalu melaporkan jika ada kendala yang terjadi di Tanah Suci.

“Sejauh ini belum ada laporan sakit serius. Kalaupun ada hanya dirawat dan langsung balik,” katanya pada Rabu (13/9/2017).

Sedangkan ia mengaku kurang mengetahui jalur koordinasi TKHD yang menurutnya bukan diisi oleh panitia dari Kemenag namun dari Dinas Kesehatan.

Setiap kloter memang didampingi oleh tujuh hingga delapan orang panitia yang terdiri dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), Tim Pendamping Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) dan dua orang paramedis serta satu petugas pusat.

Sugito menuturkan setelah tiba di Asrama Haji Donohudan, tidak ada screening kesehatan kecuali bagi jamaah yang memang sakit. Namun jamaah haji wajib melakukan tes kesehatan mandiri di Puskesmas masing-masing wilayahnya. Pihaknya juga mengimbau pihak keluarga agar tak terburu-buru bertemu jamaah haji, sebab masih ada seremoni penerimaan di Pendopo Parasamya.

Ia menyarankan pihak keluarga agar bersabar menunggu di tempat yang memang telah disiapkan untuk penjemputan. “Apalagi kondisi jemaah payah setelah perjalanan jauh,” ucapnya.

Tahun ini, jemaah haji Bantul meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebanyak 654 orang. Mereka berangkat dalam empat kloter pada awal Agustus lalu.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Kabupaten Bantul, Sukendro mengatakan tahun ini pihaknya memberangkatkan calon jamaah haji dari tujuh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) berjumlah 1019 jamaah dari semula yang terdaftar sebanyak 1023 orang. “Empat jamaah tak jadi berangkat karena permasalahan kesehatan,” katanya.

Mereka terbagi ke dalam empat kloter pemberangkatan. Yaitu kloter 26 SOC sebanyak 351 jamaah, kloter 28 SOC sebanyak 350 orang, kloter 29 SOC sejumlah 273 jamaah serta kloter 30 SOC sebanyak 45 jamaah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya