Jogja
Selasa, 19 Februari 2013 - 16:41 WIB

Hama Beluk Menyerang, Petani Gagal Panen

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gagal Panen-ilustrasi

 

Gagal Panen-ilustrasi

Advertisement

TANJUNGSARI-Ratusan petani di kelurahan Kemandang, Tanjungsari, Selasa (19/2/2013) gagal panen. Hal itu terjadi lantaran padi yang mereka tanam terkena hama beluk dan mengakibatkan gabah berwarna putih dan mengering.

Salah satu petani, Sukini, 47, warga Kanigoro, Kemadang, Tanjungsari mengaku gagal meraih keuntungan setelah tanaman padi yang ditanamnya diserang hama tersebut. Padahal sebelumnya, ia telah optimistis mampu meraih hasil maksimal pada panen kali ini.

Serangan hama yang dikenal sebagai pengerek padi itu, kata Sukini, terjadi sebulan terakhir. Selain menyebabkan bulir padi yang ditanam mendadak berubah warna menjadi putih, daun dan batang bagian atas tanaman juga mengering.

Advertisement

Menurutnya, petani telah melaporkan masalah ini pada pihak Gabungan Kelompok Tani. Namun, dia mengaku tidak tahu apakah laporan itu sudah disampaikan kepada Dinas terkait atau belum.

Selain dirinya yang menjadi korban akibat hama tersebut, lanjut Sukini sebanyak 80% petani di Kecamatan Tanjungsari juga mengalami nasib serupa. Hingga kini, mereka mengaku kebingungan menghadapi hama ini karena sebelumnya belum pernah menghadapi hama beluk.

“Tidak tahu ini penyakit apa, sudah kami beri pupuk, obat, sudah disemprot juga tapi tidak terselamatkan,” katanya.

Advertisement

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Supriyadi mengatakan kemungkinan besar tanaman padi di Tanjungsari terserang hama beluk.

Hama berbentuk larva serangga ini mengerat batang padi dan menyerap cairan sehingga nutrisi dari akar padi tak bisa menuju ke arah bulir padi. Hal inilah yang mengakibatkan bulir padi mengering dan berubah warna menjadi putih.

Supriyadi menjelaskan sebenarnya sudah ada petugas pengendali organisme penggangu tumbuhan dari Dinas yang tersebar di kecamatan untuk membantu para petani. Semestinya, petani bisa berkoordinasi dengan petugas untuk pengendali hama tersebut.

“Kalau masih awal masih bisa ditangani, tapi kalau sudah seperti ini sudah tidak mungkin untuk diselamatkan,” kata Supriyadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif