SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan pembangunan gedung (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi kegiatan pembangunan gedung (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA–Menguatnya dolar terhadap rupiah mulai berdampak pada produk-produk material bangunan yang kini harganya naik sekitar 5%.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

“Permasalahan kondisi ekonomi secara makro maupun global jelas akan memengaruhi kondisi perekonomian. Terutama sektor bisnis dan properti yang juga akan terkena imbasnya,” ujar Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY Remigius Edy Waluyo, Senin (2/9/2013).

Meski dampaknya tidak terlalu signifikan, tingginya nilai tukar mata uang dolar mulai membuat harga produk properti naik sekitar 5%.

Remigius mencontohkan material bangunan seperti rangka besi, kebanyakan bijih besinya masih harus impor.

“Seperti rangka besi atau baja, bijih besinya harus impor. Keramik-keramik juga sebagian masih impor. Tetapi pabrikan juga tidak semata-mata langsung menaikkan, naiknya juga masih relatif kecil sekitar lima persen,” papar Remigius.

Ia menambahkan pihak pabrik kini tengah wait and see mengamati pergerakan kurs dolar. Kenaikan harga produknya pun terjadi secara bertahap. Sementara imbasnya pada produk properti belum dapat diprediksi secara pasti.

“Kebanyakan masih menunggu sambil menaikkan sedikit demi sedikit. Strateginya demikian, apakah kurs dolar ini sifatnya temporari atau tidak. Apakah akan terjadi keseimbangan baru juga atau tidak, semua masih melihat kondisinya yang ada,” tandas Remigius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya