Jogja
Rabu, 27 Desember 2017 - 09:20 WIB

Harga Bahan Pangan di Jogja Naik, tapi Lebih Rendah dari Daerah Lain

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Stok garam bata di salah satu kios sembako di Pasar Beringharjo mulai tersedia meski jumlahnya masih sangat terbatas, Jumat (11/8/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Kenaikan sejumlah bahan pokok memberikan kewaspadaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Kenaikan sejumlah bahan pokok memberikan kewaspadaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY. Kondisi tersebut dinilai lebih pada musiman dan dialami sejumlah daerah di Indonesia.

Wakil Ketua TPID DIY, Budi Hanoto mengungkapkan sejauh ini untuk mengantisipasi laju inflasi bergerak naik sudah dipersiapkan berbagai upaya. Terutama dalam menghadapi momen akhir tahun, di mana permintaan akan kebutuhan pokok akan cenderung meningkat.

“Upaya yang dilakukan antara lain melakukan inspeksi ke sejumlah pasar bersama tim satgas pangan bersama Polda untuk memonitor harga dan ketersediaan pasokan. Kalau harga naik, karena memang pasokan terganggu cuaca,” ujar Budi kepada Harianjogja.com, Selasa (26/12/2017).

Advertisement

Langkah untuk menjaga kestabilan harga juga telah ditempuh dengan penyelenggaraan operasi pasar yang dilakukan TPID DIY dan Bulog. Terutama operasi pasar untuk komoditas beras dan sejumlah barang kebutuhan pokok. Upaya memperluas keberadaan Rumah Pangan Kita (RPK2) dan Toko Tani Indonesia dilakukan untuk memberikan harga yang stabil dipasaran.

Budi menilai sejauh ini pergerakan harga masih relatif terkendali. Namun, apabila masih terdapat tekanan harga di pasaran, hal itu lebih bersifat musiman.

“Bahkan, beberapa harga komoditas yang harganya mengalami kenaikan juga tidak hanya dialami Jogja, tetapi juga sejumlah kota besar di Jawa. Malahan, sebenarnya kenaikan harga di Jogja relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota besar tersebut,” ungkap Budi.

Advertisement

Salah satunya, pantauan harga telur ayam negeri di pasaran per 20 Desember lalu dipatok Rp24.900 per kilogram. Budi menilai harga itu masih cenderung rendah dibandingkan Banten, Bandung, Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Namun, berdasarkan pemantauan Harianjogja.com di pasaran saat ini rerata harga telur ayam negeri di sejumlah pasar besar di Jogja berkisar antara Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram. Kondisi tersebut, kata Budi, disebabkan faktor cuaca serta adanya keterlambatan pembagian vaksin oleh Dinas Peternakan, yang menyebabkan kasus kematian ternak.

“Sedangkan untuk harga cabai, di samping faktor cuaca dan hama pathek, menyebabkan produksi semakin terbatas. Sementara permintaan terus meningkat, terutama untuk hotel dan restoran karena tingginya kunjungan wisatawan di momen libur panjang akhir tahun ini,” jelas Budi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif