SOLOPOS.COM - Anggota TNI berjaga saat antrian kendaraan bermotor yang terpaksa mengisi kendaraan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan untuk Umum (SPBU) di Jl. Solo, Sleman, Selasa (26/8/2014). (JIBI/Harian Jogja/ Gigih M. Hanafi)

Harga BBM turun, tetapi Organda dan Dishub DIY masih membutuhkan waktu melakukan evaluasi dan analisa sebelum menyesuaikan harga.

Harianjogja.com, JOGJA-Disinggung waktu keputusan penyesuaian tarif angkutan setelah penurunan harga BBM, Ketua Organda DIY Agus Ardianto mengaku tergantung dari hasil pertemuan Organda DIY dengan Dishub DIY yang digelar Senin (19/1/2015) ini.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Jika daru pertemuan tersebut memutuskan perlu adanya evaluasi, paling tidak membutuhkan waktu satu sampai dua minggu. Pasalnya, Organda akan menghitung dan menganalisis biaya-biaya komponen yang membentuk tarif.

Setelah mendapatkan hitungan terkait tarif, Organda pun akan langsung menyampaikannya kepada pemerintah setempat. Namun, semua keputusan tersebut masih menunggu rapat yang akan digelar hari ini.

“Jadi, tunggu keputusan rapat besok (hari ini) apakah ada penyesuaian tarif sesuai harga BBM yang kembali turun,” tukasnya, Minggu (18/1/2015).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan penurunan harga BBM jenis premium dan solar. Harga kedua jenis BBM tersebut mulai berlaku pada Senin (19/1/2015) ini di mana harga premium turun menjadi Rp6.600 per liter dan solar turun menjadi Rp6.400 per liter. Dengan demikian, pemerintah telah menurunkan harga BBM dua kali pada awal tahun ini.

Harga tersebut mengalami penurunan sebanyak Rp1.000 untuk Premium dan Rp850 untuk Solar. Penurunan harga BBM kedua kalinya itu berdampak pada turunnya biaya operasional sebesar 8%. Lalu bagaimana sopir angkutan menyikapi turunnya harga BBM?

“Kalau bisa, tarif angkutan tidak usah turun dulu. Soalnya kalau harga BBM naik lagi, kami kesulitan untuk menaikkan tarif. Saat ini tarif Jogja- Parangtritis hanya Rp7.000,” usul Suyanto sopir bus angkutan Jogja-Parangtritis di Terminal Giwangan, Jogja.

Hal senada disampaikan Junaedi, sopir trayek Jogja-Tempel. Menurutnya, tarif yang dipatoknya saat ini bisa saja diturunkan. Namun, hal itu berdampak pada minimnya keuntungan yang didapat sopir. Pasalnya, penurunan harga BBM belum tentu menurunkan harga kebutuhan hidup saat ini.

“Asal tahu saja, sejak pemerintah menurunkan harga BBM 1 Januari lalu, sampai sekarang harga-harga lainnya belum turun. Kalau angkutan disuruh turun, maka keuntungan kami sangat mepet karena biaya operasional masih tinggi,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya