SOLOPOS.COM - Konsumen membeli bahan bakar pertalite di SPBU Gumulan, Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jumat (14/8/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Harga BBM terbaru,, harga bahanbakar khusus turun, sehingga omzet diperkirakan naik

Harianjogja.com, JOGJA—Harga bahan bakar khusus (BBK) mengalami penurunan per 1 Maret 2016. Disparitas harga yang semakin kecil dengan bahan bakar bersubsidi (premium dan solar subsidi) dinilai akan mampu meningkatkan omzet penjualan BBK.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengungkapkan, sebagai pelaku di lapangan ia dan anggota Hiswana Migas DIY mengikuti setiap kebijakan yang ada. Perubahan harga menjadi kebijakan rutin.

“Penurunan ini membuat rentang harga antara BBK dan bersubsidi tinggal sedikit. Perbedaan harga tinggal kecil,” ujar dia, Selasa (1/3/2016).

Perbedaan harga yang semakin kecil itu dipercaya akan meningkatkan omzet BBK. Masyarakat akan semakin cermat memilih bahan bakar yang lebih berkualitas. Dimungkinkan akan ada migrasi konsumen dari pengguna premium dan solar bersubsidi ke BBK.

Masyarakat akan berhitung, dengan harga yang tidak terpaut sangat jauh, mereka mendapatkan bahan bakar yang lebih baik kualitasnya.

“Penjalan BBK akan naik, tapi kami belum tahu berapa karena penurunan harga baru saja terjadi,” ujar dia.

External Relation PT Pertamina MOR IV Jawa Tengah-DIY Reno Fri Daryanto mengatakan, harga BBK untuk wilayah Jateng DIY per liter adalah pertalite menjadi Rp7.500, pertamax Rp8.050, pertamax  plusRp8.950, pertamina dex Rp8.900, dan solar non subsidi Rp7.650. Sementara, harga  premium dan bio solar bersubsidi tetap Rp7.050 dan Rp7.500 per liter.

“Premium dan solar subsidi enggak ada perubahan. Penurunan hanya berlaku untuk BBK. Perubahan itu jadi domain Pertamina. Disparitas jadi kecil,” kata dia.

Ia berharap, dengan penurunan harga dan disparitas harga yang kecil, akan ada perpindahan konsumen dari bahan bakar bersubsidi ke BBK. Hal itu juga akan lebih bagus untuk korporasi dari sisi keuntungan.

“Kita berharap masyarakat pakai BBK yang performanya lebih bagus. Kendaraan-kendaraan jenis baru ada minimal RON [kualitas bahan bakar] yang disarankan,” papar dia.

Marketing Branch Manager Pertamina Area DIY dan Surakarta Dody Prasetya pernah mengatakan, dari data yang dimiliki besaran konsumsi harian selama Januari 2016 di wilayah DIY untuk pertalite 76 KL per hari, pertamax 175 KL per hari, pertamina dex 4 KL per hari, pertamax plus 2 KL per  hari. Sementara itu, konsumsi rata-rata premium dan solar untuk Januari 2016 adalah 1.366 KL dan 335 KL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya