SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengecer solar (Dok/JIBI/Solopos)

Harga BBM turun namun harga eceran premium (bensin) di penjual ecer bervariatif

Harianjogja.com, JOGJA-Pemerintah telah resmi menurunkan harga premium per 1 April menjadi Rp6.550. Namun, penurunan harga tersebut belum sepenuhnya diikuti para pedagang premium eceran di Jogja maupun Sleman. Harga premium atau bensin eceran pun bervariatif mulai Rp7.000 hingga Rp8.000 per liter.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Pedagang eceran yang masih menjual premium dengan harga lama ditemukan di kawasan Jl. Palagan Tentara Pelajar Sleman. Di sebuah warung di kawasan tersebut, Senin (4/4/2016), harga premium atau bensin masih dijual Rp8.000 per liter. Uang Rp10.000 yang digunakan untuk membayar juga hanya dikembalikan Rp2.000.

Sementara di tempat lain, sudah ada pedagang yang menurunkan harga premium menjadi Rp7.500. “Begitu pengumuman turun ya saya mengikuti. Sekarang Rp7.500, kemarin Rp8.000,” kata Nur, penjual premium eceran di daerah Terban.

Hal yang sama juga dikatakan Waji, pedagang warung kelontong sekaligus premium eceran di Dusun Ngemplak Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman. Ia sudah menyesuaikan harga sejak pemerintah mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) empat hari lalu.

“Tanggal 1 April kemarin masih ada stok 27 liter tapi tetap saya jual pakai harga baru. Saya jual Rp7.500. Rugi sih tapi ya harus menyesuaikan biar tidak diprotes pelanggan,” kata dia.

Ia mengakui, meski sudah turun Rp500 dari harga sebelumnya, masih ada pembeli yang belum mengetahui penurunan harga tersebut. Saat membayar Rp8.000, ada beberapa pembeli yang langsung pergi tanpa menunggu uang kembalian.

Di tempat lain, ada pengecer yang berani menjual harga premium cukup rendah. Santo, penjual bensin eceran di Sariharjo, Ngaglik, Sleman, hanya menjual bensin seharga Rp7.000 per liter. Ia pun hanya meraup untung Rp450 per liter. “Untung sedikit tidak apa-apa. Pelanggan biar tertarik,” kata dia.

Ia sendiri enggan memasang harga Rp7.500. Alasannya ia harus menyiapkan uang recehan Rp500 sebagai uang kembalian bagi pelanggan yang membayar dengan uang Rp8.000 atau Rp10.000. Jika harga bensin Rp7.000, maka ia hanya menyiapkan kembalian uang kertas ribuan.

Dengan harga baru yang ia tetapkan saat ini, keuntungan yang diperoleh pun semakin sedikit. Jika dihitung per jerigen yang mampu menampung 33,5 liter, saat ini ia hanya meraup untung sekitar Rp17.000.

Sementara sebelum harga premium turun pekan lalu, ia mempu mengambil untung hingga Rp20.000 per jerigen. Biasanya, 33,5 liter tersebut bisa ia jual menjadi 34 botol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya