SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (JIBI/Dok)

Harga BBM turun menyebabkan keuntungan pengecer BBM di Bantul turun

Harianjogja.com, BANTUL- Keuntungan penjual premium eceran di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan setelah pemerintah resmi menurunkan harga seluruh jenis bahan bakar minyak per 5 Januari 2016.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Penjual premium eceran di Jalan Samas, Bambanglipuro, Bantul, Martinah, Selasa, mengatakan, setelah harga baru premium berlaku mulai 5 Januari, harga jual premium diturunkan dari sebelumnya Rp8.000 menjadi Rp7.500 per liter.

“Keuntungan menjual premium berkurang, karena sebelum turun saya untung Rp600 setiap liternya, namun sekarang hanya Rp450 per liter, sebab kalau dijual Rp8.000 terlalu mahal, makanya dijual Rp7.500,” katanya, Selasa (5/1/2016).

Harga baru BBM setelah diturunkan, yaitu solar dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter, premium dari sebesar Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter, sementara pertamax turun dari Rp8.650 menjadi Rp 8.450 per liter.

Ia mengatkan, dirinya menurunkan harga jual premium eceran sudah dari kesepakatan sesama penjual bensin eceran di wilayah setempat, sehingga tidak ada saingan harga antara penjual satu dengan yang lainnya.

Menurut dia, sementara dari hasil penjualan solar tidak mengalami perubahan keuntungan yang signifikan sebab, selisih harga antara harga baru dengan lama sebesar Rp1.050 per liter, sehingga harga jual diturunkan Rp1.000 per liter.

Sementara itu, penjual BBM eceran lainnya, Marjono mengatakan, meski harganya turun, akan tetapi penjualan masih tetap stabil sehingga dirinya tidak menambah jumlah kulakan di stasiun pembelian bahan bakar umum (SPBU).

“Masih sama saja dengan kemarin (sebelum harga BBM turun), dalam sehari rata-rata bisa menjual 50 liter bensin,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Sedangkan Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul, Sahadi Suparjo mengatakan, tidak menyiapkan kebijakan khusus dalam menyikapi penurunan harga BBM, sebab sebagai pemda hanya mengikuti saja kebijakan pusat.

“Tidak ada semacam sosialisasi dari pemerintah pusat agar bagaimana (kebijakan) di daerah terkait penurunan harga BBM, intinya daerah ‘manut’ (nurut) saja, ini kan karena harga minyak dunia mengalami penurunan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya