SOLOPOS.COM - SPBU Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, kosong stok bahan bakar minyak (BBM), Rabu (6/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Asmaul Chusna)

Harga BBM turun pada 1 April, akibatnya sejumlah SPBU di Kulonprogo kehabisan stok

Harianjogja.com, KULONPROGO – Salah satu SPBU di daerah Sentolo, Kulonprogo kehabisan stok premium tepat di hari pertama penurunan harga Premium dan Bio Solar. Sejumlah pembeli mengaku kecewa karena minimnya stok dianggap merugikan masyarakat.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Nita Muktiani, salah satu warga Dusun Kenteng, Desa Demangrejo, Sentolo, Kulonprogo menyatakan kecewa ketika ingin mengisi bahan bakar kendaraannya namun berakhir nihil.

“Harganya turun tapi malah tidak ada, ini bensinnya di mana?” ujarnya saat ditemui di pintu keluar SPBU, pada Jumat (1/4/2016). Ia menyebutkan percuma jika harga turun namun stoknya habis.

Karena itu, ia berharap jika premium segera mudah diperoleh agar tidak memberatkan masyarakat. Nita mengaku lebih memilih membeli premium karena dianggap lebih terjangkau dibandingkan jenis lainnya.

Padahal jenis bahan bakar yang lain masih tersedia. Pengelola SPBU terkait sendiri tidak bersedia dikonfirmasi mengenai alasan kosongnya stok mereka.

Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha yang membawahi SPBU Wates, Fitroh Nurwijoyo Legowo menjelaskan sebelumnya PT Pertamina sudah melakukan sosialisasi mengenai penurunan harga ini.

“Terbagi jadi dua tahap, 30 Maret dan 1 April,” jelasnya. Ia menguraikan bahwa PT Pertamina meminta agar tiap SPBU menyiapkan stok minimal sejumlah rata-rata penjualan per hari saat penurunan harga diberlakukan.

Hal tersebut dilakukan guna menjamin ketersedian stok guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, ia sendiri mengakui bahwa sulit unutk menyisakan stok sesuia ketentuan tersebut.

Pasalnya, jika jumlah stoknya lebih banyak maka tiap SPBU juga akan menanggung kerugian yang lebih banyak pula. Fitroh menguraikan bahwa ada wacana bahwa Pertamina akan mengganti kerugian sebagai kompensasi untuk stok yang disediakan. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai kabar tersebut.

SPBU Wates sendiri berpotensi mengalami kerugian hingga Rp13 juta terkait dengan penurunan stok sejumlah bahan bakar yang turun. Pasalnya, ketersediaan stok premium sejumlah 19.670liter, bio solar 2.873 liter, pertamax 570 liter, dan pertalite 690 liter.

Fitroh menjelaskan bahwa ketiadaan stok di SPBU dimungkinkan karena pihak penyedia melakukan manajemen stok. Hal ini berefek minimnya stok yang tersedia ketika jumlah armada tangki pengiriman juga terbatas.

Sementara itu, Agus Riyadi, pengawas SPBU di Pengasih menjelaskan bahwa pihaknya memang menunda delivery order (DO) sejumlah bahan bakar ke Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya