SOLOPOS.COM - Pedagang sayuran Pasar Kranggan bernama Katiyem memilah-milah cabai busuk untuk dijual pada konsumen, Senin (9/1/2017). (Bernadheta Dian Saraswati /JIBI/Harian Jogja)
Harga cabai mahal memnyebabkan pedagang menjual pula cabai yang telah busuk
Harianjogja.com, JOGJA-Segala cara dilakukan pedagang cabai untuk tetap mendapatkan keuntungan di saat harga cabai melambung tinggi seperti sekarang. Katiyem misalnya, pedagang sayuran di Pasar Kranggan ini memilah-milah cabai busuk, bukan untuk dibuang melainkan untuk dijual kepada konsumen.
Ia mengakui, mahalnya harga cabai dikarenakan faktor hujan yang turun terus-menerus sehingga buah cabai mudah busuk. Pada kondisi seperti itu, cabai yang diterimanya dari pengepul pun juga tidak sesegar dan seawet saat musim kemarau.
Saat musim hujan, baik cabai rawit maupun cabai besar akan lebih mudah busuk dan muncul noda hitam pada bagian buahnya. “Kalau harga cabai mahal gini ya [cabai busuk] saya jual. Wong yo payu [tetap laku],” ucapnya pada Harianjogja.com, Senin (9/1/2019).
Dalam sehari, ia bisa menjual cabai busuk sekitar 10% dari cabai yang dipasok dari pengepul. Saat mendapat pasokan 10kg, cabai busuk yang ia kumpulkan bisa mencapai 1kg.
“Harganya Rp20.000 untuk cabai merah keriting busuk. Biasanya yang beli itu orang-orang yang bikin sambal. Katanya untuk campuran,” kata perempuan asal Mlati, Sleman ini.
Harga cabai merah keriting segar sendiri saat ini Rp40.000 per kg sehingga harga jual cabai busuk turun 50%. Harga tersebut sudah turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp60.000 per kg. Katiyem mengatakan beragam jenis cabai memang mulai turun. Cabai rawit yang pada Minggu (8/1/2017) mencapai Rp110.000 per kg, pada Senin kemarin sudah turun menjadi Rp100.000. Meski demikian, ia menilai harga tersebut masih sangat tinggi.