SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Harga eceran gas elpiji di wilayah Bantul sulit dikendalikan karena tidak ada regulasi yang mengatur

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mengendalikan harga elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer karena tidak ada regulasi yang mengatur.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

“Yang kami atur hanya terbatas pada pangkalan elpiji, sementara di tingkat pengecer tidak bisa, karena tidak ada regulasinya,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul, Sulistyanto di Bantul, baru-baru ini.

Dengan demikian, pihaknya menengarai melonjaknya harga elpiji tiga kilogram pascakenaikan harga elpiji nonsubsidi beberapa waktu lalu karena ulah para pengecer yang bebas mematok harga jual karena tidak ada regulasi khusus yang mengatur.

Ia mengatakan, harga jual elpiji dengan tabung warna hijau di tingkat pengecer tersebut seringkali berubah-ubah. Bahkan, harga di tingkat pengecer dalam waktu tertentu bisa melonjak tidak terkendali mencapai sebesar Rp20.000 per tabung.

“Kondisi ini bisa disebabkan karena di satu wilayah kecamatan yang masih jarang ada pangkalannya, sehingga pengecer bisa menguasai dan seenaknya,” kata Sulistyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya