SOLOPOS.COM - Petugas Disdag Bantul saat melakukan inspeksi di Pasar Imogiri, Rabu (31/5/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Harga elpiji eceran mengalami peningkatan.

Harianjogja.com, BANTUL — Kendati ada fakta pedagang eceran yang menjual tabung gas elpiji tiga kilogram dengan harga mencapai Rp23.000, pihak Pemkab Bantul belum akan mengambil tindakan tegas.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Hal itu diakui sendiri oleh Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Bantul Subiyanta Hadi. Saat dihubungi Harianjogja.com, Jumat (2/6/2017), dirinya mengaku kesulitan dalam mengambil tindakan. Pasalnya, temuan tersebut terjadi di tataran pengecer.

Oleh karena itulah, pihaknya tak gegabah dalam mengambil tindakan tegas. Menurutku, bisa jadi harga yang dipatok pihak pengecer itu tak terkait langsung dengan harga yang dipatok oleh pangkalan.

“Bisa saja, barang yang dibeli [oleh pengecer] itu berasal dari pangkalan lain yang jarak lokasinya jauh. Sehingga pengecer pun mempertimbangkan pengambilan untung melalui harga,” kata Subiyanta.

Meski begitu, ia tetap membantah jika dikatakan bergeming. Sejauh ini pihaknya lebih memilih untuk berpegang pada Surat Edaran dari Bupati yang sudah ia sebar ke semua pangkalan di Bantul.

Dalam surat edaran itu, jelas tertulis bahwa pangkalan wajib menjual tabung gas dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni sebesar Rp15.500 per tabungnya. “Surat itu saja yang kami pantau dan kami evaluasi. Karena untuk mengungkap itu tidak mudah, harus tangkap tangan. Lagipula yang berwenang menindak kan Pertamina melalui agen,” tegasnya.

Tak hanya itu, pihaknya pun membuka pintu selebar-lebarnya bagi pihak lain jika ingin melakukan investigasi terhadap dugaan penyelewengan itu. Sejauh ini, ia mengaku telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian. “Jadi silakan saja. Kepolisian juga pasti punya tim sendiri kan,” imbuhnya.

Seperti diketahui, saat Bidang Sarana, Prasarana, dan Distribusi Perdagangan Disdag Bantul saat melakukan inspeksi mendadak di Pasar Imogiri beberapa hari lalu, sempat menemukan ada pedagang yang menjual tabung gas elpiji tiga kilogram.

Sementara terkait dengan stok, dari pantauan Harian Jogja di beberapa pangkalan, hingga pekan kedua Ramadan ini stok gas elpji di Bantul masih terbilang normal. Kuota gas dalam satu hari mencapai 22.800 tabung. Dari jumlah tersebut disebutkannya Pertamina sudah menyiapkan setidaknya 6 persen untuk mengantisipasi kelangkaan yang mungkin terjadi selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Pemilik salah satu pangkalan yang ada di Jalan Bantul, tepatnya di sekitar Pasar Bantul, Nurjayati menyebutkan sejak hari pertama Ramadan lalu sempat terjadi peningkatan konsumsi Gas Elpiji ukuran 12 kilogram.

Setelah Ramadan, gas 12 kilogram di pangkalannya rata-rata terjual 10 tabung, namun beberapa hari terakhir terjual hingga 30 tabung gas 12 kg. Peningkatan penjualan ini diduga lantaran jumlah stok gas elpiji bersubsidi di pasaran menurun jelang Ramadhan. Sehingga masyarakat beralih ke Gas Elpiji ukuran 12 kilogram.

Sedangkan untuk tabung gas berukuran 5,5 kilogram, Nurjiyati mengaku belum banyak  yang terjual selama Ramadan.  Selisih harga antara gas bersubsidi dengan non subsidi menurutnya membuat masyarakat masih enggan menggunakan gas ukuran 5,5 kg yang dibandrol Rp 65 ribu pertabungnya. “Mending pakai yang 12 kilo meskipun harganya lebih mahal, selisihnya kan banyak to,” sebut Nurjayati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya