SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Petugas pangkalan di Sleman memindahkan tabung gas elpiji tiga kilogram atau gas melon ke truk pengangkut belum lama ini.(JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Harga elpiji yang terlampau tinggi mengakibatkan izin tujuh pangkalan dicabut.

Harianjogja.com, JOGJA– Pertamina DIY dan Surakarta memberi sanksi kepada tujuh pangkalan dan satu agen. Izin ketujuh pangkalan dicabut dan pasokan kepada satu agen dikurangi.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Marketing Branch Manager PT Pertamina (Persero) DIY dan Surakarta, Freddy Anwar mengatakan, sanksi diberikan karena ketujuh pangkalan tersebut? menjual gas 3kg dengan harga lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp15.500 per tabung.

“Pangkalan yang diberhentikan secara permanen ada tujuh, karena pelanggaran harga jual di atas HET. Pangkalan tersebut dijatuhi sanksi pekan kemarin,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Senin (1/6/2015).

Sementara, satu agen diberi sanksi juga oleh Pertamina. Jatah gas untuk agen tersebut dikurangi karena tidak patuh pada HET. Namun Freddy enggan menyebutkan ketujuh pangkalan itu berada di mana saja. Ia juga tak mau menjelaskan berapa banyak jatah gas yang harus dipotong karena pelanggaran tersebut.

“Yang jelas, satu agen ada kami stop suplainya atau kami skorsing selama dua minggu sejak 1 Juni 2015. Agen ini menjual harga di atas ketentuan Pergub,” tandasnya.

Freddy menegaskan, Pertamina akan terus melakukan pemantau terkait distribusi dan harga jual gas bersubsidi tersebut.

“Kami tidak hanya memantau saat operasi pasar digelar. Kami terus memantau (gas 3kg) itu. Kalau memang ditemukan agen atau pangkalan nakal seperti menaikkan harga di atas ketentuan Pergub, akan kami tindak tegas,” ujar Freddy.

Menurut Freddy, selama.operasi pasar gas bersubsidi digelar dari sejak 29 April-29 Mei 2015, total tambahan 3kg yang disalurkan melalui OP sebanyak 51.520 tabung. Operasi pasar tersebut, lanjutnya, di laksanakan di 89 titik.

“OP gas yang kami gunakan itu d luar kuota gas untuk DIY. Jadi, masyarakat tidak perlu risau dan membeli gas 3kg secara wajar. Sebab, stok gas bersubsidi aman,” katanya.

Sementara, Ketua Hiswana Migas DIY Siswanto menjelaskan, OP bertujuan untuk mengantisipasi kekurangan gas melon sekaligus menekan harga yang saat ini tidak realistis supaya kondusif. OP dilakukan serenak di hampir seluruh kecamatan di DIY.

“Kami berharap, OP mampu melayani kebutuhan gas subsidi di masyarakat. Untuk menjaga kondusifitas dan mengembalikan harga di kisaran Rp18.000 hingga Rp19.000 per tabung di tangan konsumen,” ujar Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya