SOLOPOS.COM - Hartini, pedagang bumbu dapur di Pasar Songgolangit Ponorogo menunjukkan garam halus stok terakhirnya, Kamis (13/7/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kelangkaan garam yang membuat harganya melambung tinggi perlu segera ditangani

Harianjogja.com, JOGJA-Kelangkaan garam yang membuat harganya melambung tinggi perlu segera ditangani. Harapan adanya operasi pasar muncul agar stok di pasaran bisa kembali terpenuhi.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Ketua III Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY Budi Hanoto mengakui, harga komoditas garam di DIY saat ini memang mengalami kenaikan. Bahkan menurutnya di beberapa daerah harga garam cukup tinggi karena naik empat kali lipat.

“Yang tadinya harga Rp15.000 per bal, saat ini sudah menyentuh hingga Rp70.000 per bal,” katanya, Kamis (27/7/2017).

Ia menilai, kelangkaan pasokan disebabkan oleh berkurangnya produksi dari Jawa Timur seperti Probolinggo dan sekitarnya serta Jawa Tengah seperti di Pati dan sekitarnya. Hal tersebut terjadi akibat masih tingginya curah hujan sehingga proses pengeringan menjadi tidak maksimal. Selain itu, lanjut Budi, pasokan garam juga terkendala dari impor yang berkurang akibat problem internal pengimpor.

Permasalahan kelangkaan garam yang mengakibatkan kenaikan harga ini menurutnya karena pertama, kondisi musim yang basah sehingga tidak mendukung produktivitas garam, dan kedua, kelangkaan pasokan garam di daerah penghasil garam.

“Kondisi ini akan diteliti tata niaganya, importirnya, stoknya, khususnya di daerah-daerah penghasil garam,” kata Budi yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jogja ini.

TPID tidak akan tinggal diam. TPID akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait dan Bulog perihal isu kelangkaan tersebut. Diharapkan dari koordinasi yang sudah terjalin, ada tindak lanjut seperti penambahan stok impor atau operasi pasar layaknya bawang putih yang dilakukan belum lama ini karena harganya yang melambung tinggi. “Diharapkan supply pasokan dapat kembali lancar dan harga menjadi lebih stabil,” katanya.

Garam menjadi kebutuhan harian masyarakat. Tingkat konsumsi garam di DIY juga tinggi. Sebelumnya, Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Syam Arjayanti menyebutkan, konsumsi garam di DIY saat 2015 mencapai 2,8 gram per kapita per hari atau 1kg per kapita per tahun. Jika dihitung secara total, konsumsi garam di DIY dalam setahun sebesar 37 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya