SOLOPOS.COM - Wawan Prasetia Anggota DPRD Sleman saat memberikan telur kepada Siskardiyo di Musolla Al-Iklas Denggung, Kamis (27/7). (Foto istimewa)

Selain harga garam yang melambung, harga telur juga mengalami kenaikan

Harianjogja.com SLEMAN- Selain harga garam yang melambung, harga telur juga mengalami kenaikan. Tingginya kenaikan telur ayam disebabkan naiknya permintaan di pasaran.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta Hari Wibowo mengatakan kenaikan harga telur saat ini lebih disebabkan masalah permintaan yang meningkat di pasaran. “Jadi kenaikan harga garam tidak berpengaruh signifikan untuk biaya produksi ayam dan telur ayam,” katanya kepada Harianjogja.com, Kamis (27/7/2017).

Hari menambahkan, pakan ayam hanya menggunakan garam untuk memenuhi kebutuhan electrolit kurang dari 1%. Dengan begitu, peternak ayam pedaging dan petelur ayam tidak bermasalah dengan kenaikan harga garam. “Bulan-bulan ini banyak yang menggelar hajat, pernikahan atau kegiatan lainnya. Jadi permintaan telur naik,” ujarnya.

Saat ini, harga telur di pasaran antara Rp24.000 hingga Rp25.000 perkilogram atau mengalami kenaikan antara Rp4.000 hingga Rp5.000 untuk setiap kilonya. Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan dari Anggota DPRD Sleman Wawan Prasetia.

“Secara pribadi saya pun membagikan telur kepada warga khususnya lansia sejak dua pekan terakhir,” katanya.

Pembagian telur tersebut dilakukan usai salat subuh kepada jemaah di sejumlah musala dan masjid. Hal itu dilakukan untuk membantu warga dan memasyarakatkan budaya memakan telur. “Saya sediakan 15kg atau satu krat untuk dua hari. Satu krat berisi 270 butir,” katanya di Musolla Al-Iklas Denggung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya