SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 12 kg (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Harga gas elpiji di Sleman berbeda dengan Klaten, sehingga wilayah ini mewaspadai penjualan antarprovinsi

Harianjogja.com, SLEMAN—Pascakenaikan harga elpiji 12 kg, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sleman melakukan pemantauan ketat terhadap distribusi gas di wilayah perbatasan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pasalnya, dengan perbedaan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Sleman dengan daerah lain seperti Klaten, dimungkinkan adanya transaksi jual beli antarprovinsi.

Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan ESDM Sleman, Purwoko mengatakan, HET elpiji 3 kg Sleman berada di kisaran Rp14.000 sedangkan di Jawa tengah mencapai Rp15.500. Atas kondisi itu, tidak sedikit oknum luar daerah yang membeli elpiji di Sleman.

“Kami memantau daerah perbatasan, contohnya di Tamanmartani [Kecamatan Kalasan] karena di situ distribusinya merembes sampai Klaten,” kata Purwoko kepada wartawan, Kamis (9/4/2015).

Dampak dari penjualan nakal seperti ini menurutnya semakin menyumbang kelangkaan elpiji 3 kg. Sebagai solusinya, Purwoko menghimbau agar pemilik pangkalan tidak menjual elpiji 3 kg kepada pedagang atau pengecer.

“Pangkalan jangan jual ke pengecer tetapi langsung ke rumah tangga saja biar harganya tidak naik lagi,” ujarnya.

Rencananya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Hiswana Migas DIY terkait dengan distribusi elpiji 3 kg yang menyebar sampai ke wilayah Jawa Tengah.

“Minimal disamakan dengan HET Jateng. Harga bisa jadi naik tapi tujuannya bukan untuk memberatkan masyarakat tapi agar ketersediaan barang aman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya