SOLOPOS.COM - Pedagang bawang merah di Pasar Legi Solo melayani pembeli, Selasa (8/12/2015). Harga bawang dan sejumlah sayuran mengalami kenaikan akibat tidak ada pasokan.

Harga kebutuhan pokok untuk bawang merah masih tinggi.

Harianjogja.com, JOGJA-Harga bawang merah yang tinggi mengakibatkan komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Maret 2016 di Jogja. Di pasar tradisional, harga bawang merah itu masih terpantau tinggi. Di Pasar Kranggan misalnya, harga bawang merah masih di jual di kisaran Rp40.000 ke atas.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

“Saya jual Rp40.000. Pembeli bisa pilih sendiri karena kondisinya juga seperti ini [ada yang hampir busuk],” kata salah satu pedagang bernama Rubinem, Jumat (1/4/2016)

Ia sengaja tidak menyediakan banyak stok bawang merah karena takut jika tidak laku. Bawang merah yang ia ada terkadang sudah membusuk sebelum habis terjual. Akibatnya, ia pun terpaksa membuangnya. Ia menyebut, musim hujan menjadi penyebab bawang merah mudah membusuk. Hal ini pula yang membuat harga jualnya tinggi.

“Kalau bawang merah memang tidak pengaruh bensin, tapi lebih cuaca. Tapi gula pasir dan minyak goreng ini lho yang sekarang naik. Tahu bensin mau turun kok malah naik,” kata Rubinem.

Saat ini harga gula pasir Rp13.000 dari sebelumnya hanya Rp10.500. Sementara minyak curah yang sebelumnya Rp10.500 kini menjadi Rp11.500 per liter.

Harga komoditas bahan pangan yang cenderung stabil adalah telur. Rubinem menjual telur ayam broiler dengan harga Rp17.000 per kg dan tepung terigu Rp8.500. Ia memperkirakan, jika memasuki bulan arwah nanti di mana sudah mulai banyak pengrajin kue kering  memproduksi kue kering dalam kemasan kaleng, harga telur ayam dan terigu akan terkerek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya