SOLOPOS.COM - Petani memanggul beras hasil panen di daerah Ngemplak, Boyolali, beberapa waktu lalu. Meski jumlah orang yang mengalami kelaparan di dunia menurun menurut perhitungan badan pangan dan pertanian PBB, FAO, namun meningkatnya harga pangan bisa memperlambat upaya mengatasi kelaparan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Harga kebutuhan pokok utamanya beras diprediksi tinggi hingga dua pekan ke depan.

Harianjogja.com, JOGJA-Pemda DIY melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) DIY memprediksi harga beras masih akan tinggi hingga dua pekan ke depan. Selanjutnya pada Maret sudah mulai panen di beberapa daerah sehingga harga beras bisa normal kembali.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

“[Perkiraan] sampai dua pekan ke depan,” kata Kepala Disperindagkop dan UMKM DIY Riyadi Ida Bagus Salyo Subali mengatakan, saat ditanya berapa lama harga beras tetap tinggi melalui sambungan telepon, kamis (26/2/2015)

Namun demikian, Riyadi menegaskan prediksinya itu jika panen padi di kalangan petani merata dan pasokan beras ke pedagang normal. Sebab jika panen tidak merata secara nasional, menurutnya, harga beras sulit turun karena beberapa daerah yang belum panen banyak yang membutuhkan dan harus menarik beras dari daerah panen.

Saat ini fokus Disperindagkop dan UMKM DIY untuk mengendalikan harga beras yaitu bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional DIY untuk meningkatkan operasi pasar ke kabupaten dan kota. Namun operasi pasar itu diakuinya tergantung permintaan pemerintah daerah di masing-masing kabupaten.

Untuk tahap pertama tahun ini, periode 23-26 Februari Bulog Divisi Regional DIY sudah mengalokasikan 14 ton beras berupa operasi pasar di Kota Jogja, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo. Sementara untuk Kabupaten Bantul dan Gunungkidul hingga kemarin belum ada pengajuan operasi pasar.

“Jika panen segera tiba dan ada pembagian raskin secara nasional maka diharapkan harga beras segera turun,” ujar Riyadi.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul Azman Latif memastikan awal Maret mendatang petani Gunungkidul mulai panen raya. Menurutnya, hasil panen padi Gunungkidul mampu memenuhi kebutuhan pangan bahkan bisa dikirim ke wilayah lainnya.

“Harga beras tinggi di Gunungkidul terpengaruh harga secara nasional,” ucap Azman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya