SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen raya (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Harga kebutuhan pokok, terutama beras masih naik. Harga gabah juga mengalami peningkatan, tetapi petani memilih

Harianjogja.com, KULONPROGO – Harga gabah kering mengalami tren kenaikan sejak beberapa minggu lalu. Namun, mahalnya harga beras di pasaran membuat petani enggan menjual hasil panen kali ini.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

“Panen kali ini lumayan bagus hasilnya. Lebih baik dikonsumsi sendiri, karena harga beras juga masih mahal saat ini,” ujar Suhartono, 54, petani Bulak Kedungpring, Desa Giripeni, kepada Harianjogja.com, Kamis (26/2/2015).

Suhartono tak menampik, panen kali ini harga gabah kering sedang tinggi. Bahkan, menurut dia harga gabah kering bisa sampai Rp5.000 per kilogramnya. Warga Dusun Grawulan, Desa Giripeni ini mengungkapkan, di tengah kondisi harga beras yang mahal, hasil panen tersebut lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

“Hasil panen dikonsumsi sendiri, malah belum tentu setahun cukup. Kalau pun sisa, paling hanya sepertiga saja,” ungkap Suhartono.

Sutini, 47, petani lainnya mengungkapkan, masa panen saat ini gabah yang telah digiling per kilogram bisa mencapai Rp9.500. Dia mengatakan, panen tahun ini harga beras di penggilingan termasuk tertinggi. Padahal tahun lalu, beras di penggilingan paling mahal hanya Rp8.000 per kilogram.

“Kalau lagi murah, harga beras di penggilingan rata-rata berkisar antara Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilonya,” imbuh Sutini.

Terpisah, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Tri Hidayatun mengatakan, saat ini harga gabah kering panen mengalami tren peningkatan. Kondisi tersebut dinilai sangat menguntungkan petani, karena setidaknya di pasaran harga gabah dibeli dengan harga tinggi. Dia mengungkapkan, tren kenaikan harga gabah sudah mulai tampak sejak beberapa minggu ini selama bulan Februari.

“Pantauan kami, minggu kedua dan minggu ketiga harga gabah kering naik mulai Rp4.300 lalu naik jadi Rp4.400. Minggu keempat ini harga gabah sudah mencapai Rp4.700 sampai Rp4.800 per kilogram,” ujar Tri.

Lebih lanjut Tri mengatakan, memasuki panen raya ini kondisi produksi padi melimpah. Bahkan, pada musim panen kedua ini, beberapa wilayah di Kulonprogo mulai memasuki masa panen. Di antaranya seperti Kalibawang, Giripeni dan tak lama lagi wilayah Sentolo.

Ironisnya, kata Tri, di pasaran harga beras justru mahal. Sejumlah pedagang bahkan mengklaim pasokan berkurang. Sementara kondisi saat ini, Kulonprogo memasuki panen raya.

“Kondisi ini memang disayangkan sekali. Mekanisme pasar bisa jadi menjadi penyebab harga beras di pasaran melambung. Tapi yang pasti, saat ini Kulonprogo sedang panen raya, beras semestinya melimpah,” tandas Tri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya