SOLOPOS.COM - Penjual kebutuhan pokok di Pasar Argosari Gunungkidul.(Kusnul sti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Harga kebutuhan pokok meroket, Disperindagkop ESDM Gunungkidul hanya bisa menunggu keputusan pusat

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Energi Sumber Daya Mineral (Disperindagkop ESDM) Gunungkidul menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait dengan meroketnya harga-harga di pasaran.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Sebagai langkah awal untuk kestabilan harga telah dilakukan koordinasi di tingkat provinsi yang diikuti perwakilan dari kabupaten-kota se-DIY.

Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Disperindagkop ESDM Gunungkidul Supriyadi mengatakan, pertemuan yang diprakarsai Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat DIY pada akhir April lalu. Hasilnya disepakati bahwa setiap daerah diwajibkan mengirimkan pergerakan harga kebutuhan pokok ke Kementerian Perdagangan.

“Kita sudah lakukan pemantauan harga dan hasilnya juga telah dikirim ke kementerian. Langkah ini dilakukan sebagai bahan pemerintah untuk menyetabilkan harga di pasaran,” kata Supriyadi kepada Harian Jogja, Selasa (10/5/2016).

Dia menjelaskan, jelang puasa beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Namun komoditas yang paling mencolok kenaikannya terdapat pada gula. Sejak satu bulan terakhir harganya naik kisaran Rp4.000-5.000 per kilogram.

Untuk upaya penyetabilan harga-harga, Supriyadi mengakui jika dinas tidak bisa berbuat banyak. Sebab upaya tersebut sangat bergantung dengan kebijakan dari Pemerintah Pusat.

Adapun pertimbangan lainnya, kenaikan tersebut tidak hanya terjadi di Gunungkidul karena terjadi merata di seluruh wilayah di Indonesia. “Kita hanya bisa menunggu kebijakan dari pusat,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah pedagang di Gunungkidul mengaku khawatir dengan pergerakan harga-harga di pasaran. Mereka takut saat puasa dan lebaran nanti kondisi harga-harga kebutuhan pokok jadi makin tak terkontrol.

“Harganya terus berubah-ubah,” kata Sulastri, salah seorang pedagang di Pasar Argosari.

Dia mengakui sejumlah kebutuhan pokok di pasaran mengalami kenaikan.  Menurut Sulastri, kenaikan beberapa komoditas (terutama gula) sudah tidak wajar lagi. Sebagai dampaknya, selain membuat kondisi pasaran menjadi sepi, kenaikan tersebut juga membuat pedagang khawatir sehingga mereka tidak ingin mengambil stok terlalu banyak.

“Kami harus berhati-hati karena bisa merugi apabila ada kenaikan atau penurunan harga yang cepat,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya