SOLOPOS.COM - Telur ayam (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harga kebutuhan pokok untuk komoditas telur dan daging ayam broiler turun

Harianjogja.com, JOGJA--Harga rata-rata telur ayam broiler dan daging ayam broiler di Jogja mengalami penurunan, Jumat (3/2/2017). Harga rata-rata telur ayam broiler menjadi Rp17.833 per kg dan daging ayam broiler menjadi Rp29.667 per kg. Penurunan ini diduga karena menurunnya permintaan.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) DIY Yuna Pancawati mengatakan, sebelumnya, harga telur ayam broiler Rp18.000 per kg.

“Untuk harga harga daging ayam broiler sebelumnya Rp30.000 per kg,” kata dia, Jumat (3/2/2017).

Penurunan harga juga dialami bawang merah dari Rp31.333 per kg menjadi Rp31.000 per kg. Sebaliknya, beberapa harga bahan pangan mengalami kenaikan harga yakni daging ayam kampung dari Rp65.000 per kg menjadi Rp66.667 per kg, cabai merah keriting dari Rp46.667 per kg menjadi Rp47.000 per kg, cabai merah besar Rp39.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg, cabai rawit hijau Rp68.667 per kg menjadi Rp69.000 per kg, dan bawang putih Rp35.000 per kg menjadi Rp35.667 per kg.

Ketua III TPID DIY Budi Hanoto mengungkapkan, inflasi volatile food Januari 2017 mengalami penurunan menjadi 0,47% (mtm) atau 1,94% (yoy). Sementara pada Desember 2016 membukukan inflasi sebesar 1,35% (mtm) atau 4,96% (yoy).

“Penurunan ini seiring dengan melambatnya permintaan konsumen pascalibur akhir tahun dan panen beberapa komoditas hortikultura,” ujar dia.

Ia menjelaskan, penurunan inflasi tersebut terutama berasal dari penurunan harga bawnag merah yang memberikan andil -0,06% (mtm), telur ayam ras memberikan andil -0,03% (mtm), sayur-sayuran yang memberikan andil -0,4% (mtm), dan cabai merah, memberikan andil -0,01% (mtm).

Dengan penurunan bahan pangan tersebut, maka inflasi pangan  pada Januari 2017 tetap terjaga, meskipun inflasi DIY pada Januari meningkat menjadi 1,24% (mtm) atau 3,01% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY ini mengatakan, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah DIY melaui TPID untuk melakukan program stabilisasi inflasi daerah.

Stabilisasi dilakukan terutama untuk barang kebutuhan  pokok yang berpotensi memberikan tekanan inflasi ke depan. Program stabilisasi inflasi tersebut antara lain perbaikan pola tanam, memonitor lalu lintas barang antar daerah, memperkuat logistik pangan khususnya pergudangan, mendorong diversifikasi pola pangan khususnya konsumsi cabai dan bawang segar.

Selain itu, TPID juga akan mendorong inovasi produk pangan olahan dan penguatan kerja sama antar daerah. Perlu juga untuk mengantisipasi dampak lanjutan kebijakan administered price seperti pengendalian tarif angkatan umum. “Dengan upaya tersebut diharapkan inflasi DIY 2017 tetap terjaga dalam target inflasi sebesr 4+-1% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya