SOLOPOS.COM - Penjual sayuran Pasar Kranggan, Darmiyati, sedang menjajakan dagangannya, Rabu (30/12/2015). (Berndheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Harga kebutuan pokok berupa sayur mayur melambung karena jumlah permintaan menurun.

Harianjogja.com, JOGJA-Hampir dua pekan, harga sayur mayur melambung tinggi. Pedagang di Pasar Kranggan maupun Pasar Beringharjo harus menanggung rugi lantaran banyak orang yang batal membeli sayurannya.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Seperti dialami Suminah, pedagang sayuran di Pasar Beringharjo. Ketika Harian Jogja sedang berbincang dengannya, seorang perempuan menghampiri losnya untuk membeli satu paket sayur sop (biasa orang menyebut sop-sopan). Namun ketika Suminah mengatakan harganya Rp5.000 per bungkus, pembeli tersebut pergi.

“Ya kalau mau Rp5.000 per bungkus. Kemarin harganya Rp2.000. Kalau saya jual segitu [Rp2.000] rugi,” kata dia, Rabu (30/12).

Hampir semua harga sayur mayur naik. Kubis yang saat masa panen hanya dijual Rp2.000, saat ini sudah mencapai Rp12.000 per kg. Wortel yang sebelumnya Rp10.000 per kg menjadi Rp15.000 per kg. Tomat dari Rp5.000 menjadi Rp10.000 per kg. Jagung manis dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per kg. Begitu pula dengan tauge, sawi, bayam yang harganya naik lebih dari 20% dari harga semula.

Tak jauh berbeda dialami pedagang sayuran di Pasar Kranggan, Darmiyati. Sebagian besar sayur yang ia jual naik di atas 20%. Cabai rawit merah yang sebelumnya Rp25.000 sempat naik menjadi Rp40.000 per kg. Namun baru per hari Rabu pagi, harganya turun menjadi Rp35.000. Kini harga cabai rawit merah dan cabai merah besar sama yakni Rp35.000 per kg.

Bawang merah juga naik dari Rp25.000 menjadi Rp32.000 per kg. Diikuti dengan bawang putih dari Rp24.000-Rp28.000 per kg.

Darmiyati menyebut, naiknya harga sayur mayur dikarenakan masa panen yang belum berlangsung. “Kemarau kemarin pada mati. Awal musim hujan petaninya baru nanam. Masuk musim hujan, cabai sama tomat yang baru mau kembang kena hujan, rontok. Ya sudah, gagal panen,” kata dia.

Karena itulah ia tak yakin harga sayuran pada tahun depan akan kembali turun. Mengingat kondisi tanamannya yang sulit berkembang karena musim, sepertinya harga sayuran kemungkinan masih tinggi. “Tahun depan turun, kalau panen,” ucapnya.

Meski tak signifikan seperti sayuran, harga kebutuhan pokok juga ikut terdongkrak menjelang akhir tahun ini. Kenaikan harga terjadi pada komoditas telur, gula pasir, gula jawa, dan daging ayam. Kenaikannya mulai 10%.

Sementara untuk beras C4 masih di kisaran Rp10.000 per kg, tepung terigu kelas biasa Rp6.500 per kg, minyak goreng Rp10.000 per kg, susu kaleng Rp9.500, dan kacang tanah Rp23.000 per kg.

Para pedagang berharap agar awal tahun nanti seluruh harga kebutuhan pangan turun seiring turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diteteapkan pemerintah. Pasalnya kenaikan harga yang melambung saat menurunkan jumlah penjualan harian mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya