SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harga kebutuhan pokok distabilkan dengan operasi pasar.

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah DIY melaui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan menggelar operasi pasar gula pasir dan daging sapi untuk mengendalikan harga kedua bahan pangan itu di pasaran.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Harga gula pasir mengalami peningkatan yang cukup tinggi sejak akhir April. Harga gula pasir bahkan menyentuh Rp15.000 per kg. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Eko Witoyo mengatakan, siklus kenaikan harga gula pasir bisa saja terjadi karena musim giling tebu oleh pabrik gula di Jawa dan luar Jawa tidak bersamaan.

“Misalnya saja PG Madukismo. Stoknya ternyata hanya 1.248 ton. Itu pun sudah bukan miliki pabrik lagi tapi sudah milik pedagang. Kalau stok di distributor ada kalau 500-an ton,” ujar dia kepada wartawan di sela-sela jumpa pers TPID di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KBPI) DIY, Jogja, Jumat (3/6/2016).

Kenaikan harga gula ini menjadi perhatian Pemerintah. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan akan menggelontor operasi pasar gula pasir di lima wilayah untuk percontohan. Kelima wilayah tersebut adalah DIY, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sumatera Barat. Program serupa akan dilakukan di wilayah lain jika hasilnya positif dan mampu menurunkan harga gula pasir di pasaran.

“Kami akan jual dengan harga Rp12.000 per kg. Itu harga di atas truk. Harapannya, harga tertinggi yang sampai ke konsumen sebesar Rp13.000 per kg,” kata dia.

Operasi pasar ini rencananya akan digelar 6 Juni hingga tujuh hari setelah Lebaran. Mengenai jumlah pasokan selama operasi pasar, tidak ada batasan yang ditetapkan. Saat ini, sedang dilakukan pendataan mengenai kebutuhan gula pasir dari setiap pasar per tiga hari. “Saat ini memang kami belum bisa memberikan data yang valid,” kata dia.

Untuk harga daging sapi, ia mengungkapkan, harga di pasaran memang sebaiknya ditekan sesuai dengan instruksi Presiden dengan menggelontor daging sapi dengan harga Rp85.000 per kg. Namun, yang menjadi permasalahan adalah selera masyarakat yang lebih menyukai daging segar dibandingkan daging beku. “Harga segitu untuk harga daging impor beku. Kalau masyarakat mau menerima ya sebetulnya tidak ada masalah, tapi selera masyarakat ini daging segar,” kata dia.

Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono mengatakan, daging yang dijual Bulog saat ini seharga Rp85.000 di Jakarta dan Bulog Divre DIY harus ikut ketentuan pusat. Operasi pasar daging sapi direncanakan mulai pekan depan dengan satu kontainer daging sapi.  Untuk harga jual, bisa saja ada perubahan tergantung dari isntruksi pusat.

“Dengan operasi pasar ini kami harap daging sapi bisa turun di bawah Rp100.000 menjadi Rp80.000 hingga Rp85.000 per kg,” kata dia.

Ia menjamin, ketersediaan stok di Bulog tidak terbatas. Hal ini sesuai dengan keinginan untuk menghadirkan Pemerintah di tengah masyarakat sehingga tidak boleh setengah-setengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya