SOLOPOS.COM - ilustrasi.dok

ilustrasi.dok

WONOSARI-Kenaikan harga kedelai antara Rp500 hingga 1.000 per kilogram, mengancam keberadaan perajin tempe di Gunungkidul. Para perajin kesulitan berproduksi akibat  kenaikan harga kedelai dalam sepuluh hari terakhir.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Salah satu perajin tempe di Dusun Kepek 1, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari,Yakuti, 50 mengaku akibat kenaikan harga kedelai pihaknya tidak berani mengurangi jumlah produksi dan menaikkan harga tempe karena takut ditinggal pelanggan. Untuk menyiasati pembengkakan beban produksi, dirinya mengurangi ukuran tempe.

“Tidak mungkin kita naikan harga tempe. Pasti pelanggan pada lari. Kita paling mengecilkan saja dari ukuran tebal jadi agak tipis” katanya, Rabu (6/3/2013).

Sementara dari pantauan Harianjogja.com di Pasar Argosari, Wonosari harga kedelai di kios  pengecer mencapai Rp8.000 per kilogram.

Salah satu penjual kedelai, Utari mengungkapkan kenaikan kedelai terjadi dalam sebulan terakhir. Jika sebelumnya harga kedelai Rp7.500 per kilogramnya, saat ini mencapai Rp8.000 per kilogramnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya