SOLOPOS.COM - Ketela pohon (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mendorong masyarakat untuk membuat mokaf atau tepung ketela. Harga mokaf jauh lebih tinggi dari harga jual ketela pohon.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan Gunungkidul masih menjadi penyangga hasil pertanian di DIY. Gunungkidul merupakan daerah penyumbang 40% hasil pertanian yang didominasi umbi-umbian.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

“Namun, harga ketela pohon tergolong murah. Setiap kilogram sekitar Rp1.000. Karena itulah kami mendukung pembuatan tepung mokaf,” ujar dia, baru-baru ini.

Immawan menambahkan harga jual mokaf jauh lebih tinggi yakni mencapai Rp5.000. Selain itu, permintaan mokaf di pasaran sangat besar.

Salah satu petani di Gunungkidul Wasidi mengatakan harga gaplek saat ini berkisar Rp1.500 hingga Rp1.800 per kilogram.

Pemanfaatan mokaf di Gunungkidul memang masih terbatas. Salah satu daerah yang telah memanfaatkan mokaf adalah Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari yang memanfaatkan mokaf sebagai bahan dasar pembuatan brownies.

Salah satu perajin brownies dari mokaf Wasikem mengatakan pemanfaatan ketela pohon masih sebatas dibuat gaplek. Karena itu, dia dan rekan-rekannya melihat peluang lain dengan membuat brownies dari tepung mokaf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya