SOLOPOS.COM - Pemilik pangkalan elpiji ukuran 12 kg, Irawan menunggu konsumen di kios miliknya di kawasan Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, Kamis (11/9/2014). (Bony EW/JIBI/Solopos)

Harga gas elpiji 12 kg naik beberapa waktu terakhir, akibatnya barang ini menjadi kurang laku

Harianjogja.com, BANTUL- Sejak harga gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg) naik beberapa waktu terakhir, penjualan barang ini menurun.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Mujiyati pemilik pangkalan di Wukirsari Imogiri mengaku jika semula bisa laku beberapa tabung dalam sehari, setelah kenaikan harga ini, tidak lebih dua pembeli dalam sehari.

“Sebaliknya permintaan elipiji tabung 3 kilogram naik drastis,” singkat, karanya, Minggu (11/1/2015).

Senada juga diungkapkan Sabari pedagang mie ayam di kawasan Imogiri. Pria berjualan mie ayam sejak pertama kali masih seharga Rp150 per porsi ini mengaku tidak memaksakan untuk menggunakan Rp12 kilogram.

Ia menilai akan merugi jika mempertahankan penggunaan 12 kilogram. “Alasan saya jelas nggak mau rugi,” singkatnya.

Harjono, salah satu pemilik rumah makan di Bantul juga tak kalah kecewa kebijakan menaikkan harga gas elpiji tersebut. Menurutnya pemerintah merubah harga gas elpiji dalam setiap tiga bulan sekali bukan langkah yang tepat. Penjual nasi rames menilai sering perubahan harga justru bakal merugikan pelaku usaha.

“Yang modalnya minim seperti kami ini kelabakan kalau bertahan di harga baru,” ungkapnya.

Ia akan melakukan konsultasi ke Pemkab Bantul jenis usaha yang dijalankan apakah masuk kategori usaha kecil yang memungkinkan untuk migrasi ke elpiji 3 kilo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya