SOLOPOS.COM - Ilustrasi truk galian C (Dok/JIBI)

Harga pasir Bantul untuk tiap daerah berbeda.

Harianjogja.com, BANTUL-Pasokan pasir di Desa Srimartani, Piyungan, Bantul terbatas, sehingga harga jual naik dari Rp800.000 menjadi Rp1,2 juta. Situasi berbeda terjadi di Desa Srigading, Sanden, Bantul.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Kepala Desa Srimartani, Mulyana mengungkapkan, harga satu rit pasir menembus hingga Rp1,2 juta. Sementara Kepala Desa Srigading, Sanden, Wahyu Widodo menuturkan, di wilayahnya harga satu rit pasir masih sebesar Rp500.000. Beberapa bulan lalu harga satu rit pasir hanya Rp300.000.

“Harga di sini relatif murah dibanding wilayah lain karena posisi desa kami dekat dengan penambangan pasir di daerah Srandakan di Kali Progo,” jelas Wahyu Widodo, Sabtu (12/12/2015)

Tidak stabilnya harga pasir mengakibatkan pemerintah desa kesulitan membuat laporan penggunaan anggaran.

“Karena sudah ada SHBJ [standar harga barang dan jasa] untuk setiap pembelian pasir. Tapi kalau harga ternyata di atas SHJB ini yang membingungkan laporannya bagaimana,” ujarnya.

Di desanya kata dia, kebutuhan pasir melonjak drastis menyusul penggunaan dana desa untuk pembangunan fisik. Sekitar 70% anggaran yang masuk ke desa digunakan untuk pembangunan fisik seperti jalan atau irigasi.

Kelompok Penambang Pasir Progo sebelumnya menyatakan, pasokan pasir di lokasi penambangan terus menipis lantaran terus dikeruk. Suplai pasir diperkirakan kembali nonrmal saat terjadi hujan deras dan bajir yang membawa material pasir dari Gunung Merapi ke Sungai Progo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya