SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harga ponsel di Jogja naik 10% dan penjualan lesu

Harianjogja.com, JOGJA– Penjualan ponsel diyakini akan kembali meroket pada triwulan keempat 2015. Hal itu disebabkan karena produsen Ponsel akan merilis ponsel-ponsel baru hingga akhir tahun.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Head Kepala Toko Trinity Mobile Jogja Fachry Kamal mengatakan, hingga triwulan ketiga tahun ini penjualan ponsel mengalami penurunan. Kondisi tersebut tidak lepas dari pengaruh dolar. Pasalnya, sebagian besar perangkat ini masih diimpor.

“Meski ada kenaikan harga namun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Sekitar 10 persen saja,” ujar Fachry kepada Harian Jogja, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, selama triwulan ketiga tahun ini penjualan ponsel tidak menjadi kebutuhan prioritas yang utama. Dibandingkan perangkat laptop ataupun komputer pribadi, katanya, perangkat Ponsel hanya menjadi kebutuhan kedua.

“Masyarakat lebih mengutamakan membeli laptop untuk kebutuhan kuliah dan sekolah. Ada juga yang menahan uangnya untuk ponsel baru yang akan dirilis pada triwulan keempat. Kamu yakin penjualan saat itu akan meningkat kembali,” katanya.

Saat ini, ponsel low end masih menguasai penjualan. Presentasinya sekitar 50% dari total penjualan. Sementara, di posisi kedua dikuasai penjualan high end dengan penguasaan pasar sebesar 30% dan middle end hanya menguasai pasar sebanyak 20% saja.

Diakuinya, ponsel pintar baik baru maupun lama masih menjadi incaran konsumen. Misalnya, dalam satu hari ponsel pintar low end bisa terjual sekitar 18 unit, sementara middle end hanya laku tiga hingga empat unit. Adapun ponsel high end bisa dijual rata-rata di atas lima unit.

Mendominasinya pasar low end tidak terlepas dari harganya yang murah. Apalagi, banyak produsen di kelas ini yang menawarkan ponsel dengan fitur-fitur yang canggih. Sementara, rendahnya penguasaan pasar untuk kelas menengah atau midelend disebabkan fitur-fitur yang disematkan tidak berpaut beda dengan ponsel low end. Kecuali ram (kecepatan) dan kapasitas ruang penyimpanannya.

Berbeda dengan pangsa pasar kelas high end. Pasar kelas ini cukup terfokus, lantaran harganya yang cukup tinggi. Meski begitu, penguasaan 30% pasar menunjukkan konsumen segmen ini cukup besar. “Ini terkait juga dengan gaya hidup di mana memiliki ponsel bermerek seperti iPhone dan ponsel sekelasnya dinilai cukup bergengsi,” terang Fachry.

Disinggung soal pengguna yang mendominasi pembelian gadget, Fachry menyebut, rata-rata berasal dari kalangan anak dan eksekutif muda. Ada pula pengguna baru. “Ya pembeli kebanyakan pengguna baru atau anak-anak muda yang mau mengganti atau menambah gagdetnya. Selain kebutuhan, ada pula yang didasarkan pada lifestyle,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya