SOLOPOS.COM - Ilustrasi Lahan Transmigrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Harga tanah di Jogja diangap mahal

Harianjogja.com, JOGJA – Peminat program transmigrasi di DIY cukup tinggi. Lahan kian menyempit disertai harga tanah yang mahal menjadi salahsatu faktor pemicu membludaknya warga DIY mencari peruntungan melalui program transmigrasi.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY Sriyati mengakui tinggi animo warga DIY untuk mengikuti program transmigrasi di luar Jawa. Sebagian besar warga yang berniat menjadi transmigran, faktor pemicunya adalah makin sempitnya lahan di DIY. Bahkan harganya terus meningkat membuat beberapa warga memutuskan untuk hijrah melalui program transmigrasi.

“Minat warga ikut transmigrasi makin tinggi. Mereka [ikut] karena di sini [DIY] lahan mereka anggap mahal, sulit, alihfungsi cepat. Sehingga menganggap di sana [lokasi transmigrasi] cukup menjanjikan dapat lahan, di sini mau beli 100 meter saja susah, mahal,” ungkap Sriyati, Sabtu (5/11/2016).

Pada 2015 silam, DIY memberangkat sebanyak 116 kepala keluarga (KK) untuk berangkat transmigrasi di berbagai wilayah di luar Jawa. Terdiri dari, 25 KK di Simpang Tiga, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, 50 KK di Tanjung Buka, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Kemudian di Sulawesi Tenggara ada 16 KK terdiri atas, 10 KK di Laeya, Kabupaten Buton Utara dan 6 KK di Anauwa, Kabupaten Kolaka. Selain itu di tahun yang sama, sebanyak 25 KK juga diberangkat ke Sulawesi Selatan, meliputi 17 KK di Mahalona, Kabupaten Luwu Utara dan 8 KK di Watu, Kabupaten Sopeng.

Sriyati menambahkan, di 2016 ini sebanyak 50 KK transmigran asal DIY diberangkatkan ke Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada pertengahan Oktober lalu.

Jumlah itu merupakan seleksi dari sekitar 800 KK yang mengajukan permohonan transmigrasi pada 2016. Sebelum tahun anggaran 2016 berakhir, DIY masih akan mengirimkan transmigran lagi.

Tetapi jumlahnya belum ditentukan, karena masih dalam tahap seleksi dan menunggu surat pemberitahuan penempatan (SPP) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. “Animo tinggi, pendaftar antara 800 sampai 900-an KK. Kebetulan 50 KK [tahun 2016] SPP yang keluar di satu lokasi [Bulungan],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya