Jogja
Kamis, 1 Desember 2016 - 12:55 WIB

HARI AIDS SEDUNIA : Sejumlah Mahasiswa Tiba-Tiba Menjadi Zombie

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling (Himabiko) IKIP PGRI Wates menggelar aksi peringatan hari AIDS sedunia di Simpang Nyi Ageng Serang, Wates, Kulonprogo, Kamis (1/12/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Hari Aids Sedunia diperingati mahasiswa IKIP PGRI Wates dengan aksi teatrikal

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebagian masyarakat dinilai masih memberikan stigma negatif terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Padahal, sesuatu yang perlu dijauhi hanyalah virusnya, bukan ODHA.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Dosen Bimbingan Konseling IKIP PGRI Wates, Wahyu Purwadi di sela aksi peringatan hari AIDS sedunia di Simpang Nyi Ageng Serang, Wates, Kulonprogo, Kamis (1/12/2016).

Dia mengatakan, temuan kasus HIV/AIDS cenderung meningkat setiap tahun. “Aksi ini diharapkan mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari HIV/AIDS,” ucap Wahyu.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling (Himabiko) IKIP PGRI Wates memperingati hari AIDS sedunia dengan menggelar aksi teatrikal di bawah monumen Nyi Ageng Serang. Sejumlah mahasiswa dengan dandanan layaknya zombi tampak mencoba mendekati dua orang lelaki yang sedang berjalan pelan. Meski dikerubungi zombi yang diibaratkan sebagai virus, mereka tetap melangkah dengan percaya diri.

Advertisement

Para mahasiswa juga membagikan bunga, stiker, dan leaflet kepada para pengguna jalan. Mereka memberikannya sembari berkata, “Jauhi virusnya, bukan orangnya”. Menurut Wahyu, aksi tersebut menunjukkan keprihatinan mahasiswa terhadap diskriminasi ODHA. HIV/AIDS memang berbahaya tapi bukan berarti orang yang mengidapnya harus diisolasi. Mereka justru membutuhkan dukungan sosial untuk tetap semangat menjalani hidup yang lebih baik.

Wahyu berpendapat, kasus penyebaran HIV/AIDS terlihat seperti fenomena gunung es. Walau jumlah penderitanya terus bertambah, bisa jadi masih banyak yang belum terdeteksi. “Kami juga ada aksi sosialisasi di sekolah dan masyarakat  agar perkembangan virus itu bisa dicegah,” ujar Wahyu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif