SOLOPOS.COM - Salah satu siswa menempelkan stiker sosialisasi HIV/AIDS pada sebuah truk yang akan mengambil pasir di kawasan Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (30/11/2013). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN– Sedikitnya 500 truk yang akan memasuki kawasan pertambangan pasir Merapi dipasangi stiker tentang HIV/AIDS.

Tak kurang dari 100 siswa SMP di Cangkringan dikerahkan untuk melakukan kampanye AIDS bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sleman. Setelah berkumpul di kantor Kecamatan Cangkringan, siswa yang sudah mengenakan seragam putih dengan bergambar simbol pita merah itu pun menyebar.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Ada tujuh titik yang disasar mereka yakni Portal Bronggang, Portal Kepuhharjo, Perempatan Balai Desa Umbulharjo, Lava tour Kinahrejo, Tugu Ambruk/Petung, Kopeng dan sepanjang kali gendol.

Kawasan itu adalah titik-titik utama pintu masuk truk pengangkut pasir. Para siswa mensosialisasikan bahaya AIDS dengan memberhentikan truk pasir yang melintas kemudian menempelkan stiker pada kaca truk serta memberikan selebaran berisi tentang AIDS.

Tak hanya itu siswa-siswa ini juga meminta tanda tangan komitmen para sopir truk dan sebagian warga, agar tidak berhubungan seks dengan pasangan tidak resmi. Karena jika berganti-ganti rentan tertularnya HIV/AIDS.

Para siswa juga menyusuri sejumlah truk pasir yang tengah mengantri mendapatkan pasir di mulut hulu Gendol di Dusun Jambon, Kepuhharjo. Siswa SMP tampak justru lebih bisa diterima oleh para sopir dalam sosialisasi itu.

Banyak sopir truk yang memberikan tanggapan positif dengan tersenyum dan mengucapkan terima kasih meski menimbulkan kemacetan cukup panjang akibat aksi itu di sejumlah titik seperti Bronggang dan Kepuhharjo.

Salahsatu siswa yang aktif dalam aksi itu yakni Danang asal SMP Sunan Kalijaga Cangkringan. Meski ia belum memahami apa sebenarnya HIV/AIDS tetapi aksi itu menurutnya penting. Karena dari referensi di stiker yang ia baca penyakit tersebut lumayan mengerikan.

“Enggak pernah baca juga dan belum banyak tahu tentang AIDS,” ujarnya kepada Harian Jogja di sela aksi di Portal Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sabtu (30/11/2013).

Aksi di kawasan Cangkringan yang didukung oleh Pemkab Sleman itu tidak lepas dari persoalan tingginya angka IMS di kecamatan tersebut. Data itu sekaligus menjadi terbuka lebarnya pintu HIV/AIDS di Cangkringan.

Adanya prostitusi terselubung di balik meraungnya truk pasir sudah menjadi rahasia umum. Tidaklah bijak ketika pemerintah menutupi persoalan ini. Langkah nyata perlu diambil dalam mengatasi persoalan ini.

Yasin Nur Rahman, Pengelola Program dan Monev, KPA Sleman menjelaskan dalam sosialisasi pihaknya memang sengaja menyasar kawasan pertambangan. Baik untuk sopir truk maupun para penambang yang berasal dari warga setempat.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa kawasan tempat berputarnya uang seperti pertambangan bisa memunculkan prostitusi. Dengan sosialisasi itu diharapkan warga dan pelaku pertambangan menyadari betapa pentingnya menahan diri. Agar tidak berhubungan seks dengan bukan pasangan resminya.

“Ada 500 sampai 600 stiker yang ditempelkan, dari selatan kawasan Bronggang sampai Lava Tour dan hulu Gendol,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya