SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penyandang disabilitas tidak butuh dikasihani namun butuh akses layanan publik.

 

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Uji Sarana Disabilitas (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Uji Sarana Disabilitas (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA-Dua ratusan penyandang disabilitas dari DIY dan Jawa Tengah menggelar berbagai kegiatan di Alun-alun Kidul, Jogja, Minggu (20/12/2015). Kegiatan dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) ini sekaligus mengkampanyekan kepada masyarakat agar tidak melupakan penyandang disabilitas.

Kegiatan yang digelar seperti outbond, latihan orasi, sampai gelar berbagai kerajinan karya disabilitas. “Ini bagian dari kampanye, jangan tinggalkan kami karena difabel, kami punya kemampuan, kami punya power,” kata Koordinator Program Kemanusiaan dan Pembangunan Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum), Sigit Wijayanto.

Sigit mengatakan penyandang disabilitas tidak butuh dikasihani namun butuh akses layanan publik. Menurutnya, program pembangunan pemerintah masih belum melibatkan disabilitas. Sarna kesehatan, pendidikan, dan ruang publik belum ramah terhadap penyandang disabilitas.

Bagian Program Developmen Yakkum, Anggiasari mengungkapkan, meski sekolah di Jogja sudah menerapkan sekolah inklusi, namun masih ada sekolah yang belum bisa menerima penyandang disabilitas. Ia mencontohkan, salah satu anak yang didampinginya ingin masuk salah satu SMA di Jogja.

Namun sekolah menolak dengan alasan tidak memiliki sarana untuk disabilitas, akhirnya terpaksa Yakkum membangun sendiri tangga akses disabilitas di sekolah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya