SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru mengajar (Dok/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Penuntasan masalah guru tidak tetap (GTT) menjadi tema dalam upacara peringatan ulang tahun Ke 68 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Alun-Alun Wates, Senin (25/11/2013).

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo merasa masih memiliki pekerjaan rumah yang berat sebelum dapat meningkatkan kesejahteraan GTT.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Ratusan guru baik dari unsur Pegawai Negeri Sipil ataupun swasta di lingkungan pendidikan Kabupaten Kulonprogo hadir pada upacara itu.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo tampil sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya Hasto menganggap perhatian yang diberikan
pemerintah kepada guru yang berstatus pegawai negeri sipil saat ini sudah luar biasa. Kondisi tersebut menurut Hasto sangat berbeda drastis dengan nasib para GTT.

Terkait permasalahan ini, lanjut Hasto, Pemkab tentunya harus memperhatikan kesejahteraannya.

“Di Kulonprogo ada sekitar 1500 GTT, mereka pendapatannya sangat minim,” ujar Hasto.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Kulonprogo, Sugiharto, mengakui saat ini tugas para guru lebih
berat daripada tahun-tahun sebelumnya. Dia berharap guru harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin agar bisa memberikan pelayanan yang sempurna.

Salah satu yang memberatkan menurut dia adalah adanya kurikulum baru dan materi yang lebih banyak. Sugiharto berharap para guru bisa sabar, telaten dan tetap kreatif dalam mendidik siswanya.

Pada upacara itu diserahkan penghargaan bagi para 27 orang terdiri guru, kepala sekolah, dan pengawas yang berprestasi dan berdedikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya