SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Arus balik libur Lebaran di Terminal Giwangan diperkirakan mencapai puncak hari ini (26/8). Diperkirakan 35.000 pemudik akan meninggalkan Jogja untuk kembali ke kota asal.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Dari pengamatan Harian Jogja di Terminal Giwangan Sabtu (25/8), jumlah penumpang yang berangkat sekitar 33.000 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding penumpang yang berangkat pada Kamis (23/8) sebanyak 31.052 orang dan Jumat (24/8) sebanyak 29.557 orang.

Namun, jumlah penumpang yang berangkat dari Jogja tersebut lebih sedikit bila dibandingkan arus balik pada Rabu (22/8) sebanyak 32.609 penumpang. Meski begitu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Penumpang Yogyakarta (TPY) Imanudin Azis tetap meyakini puncak arus balik terjadi Sabtu malam hingga Minggu (26/8) hari ini.

“Minggu diperkirakan ada sekitar 34.000 hingga 35.000 penumpang yang berangkat. Sejak Kamis hingga Jumat kemarin jumlah yang berangkat turun dibandingkan yang berangkat pada Rabu (22/8) lalu,” ungkap Aziz kepada Harian Jogja, Sabtu (25/8).

Melonjaknya jumlah penumpang pada Minggu, terang Aziz, selain tidak ada program balik gratis para pemudik yang akan balik juga dituntut untuk mengejar waktu hari masuk kerja dan sekolah. “Berkaca pada pengalaman Lebaran tahun-tahun sebelumnya, pemudik memiliki karakter pulang mepet dengan hari berangkat kerja dan sekolah,” katanya. 

Bus Tambahan

Aziz mengatakan, selama arus balik rata-rata sebanyak 1.700 bus yang berangkat dari Terminal Giwangan menuju beberapa kota tujuan. Rinciannya, sebanyak 1.616 armada bus berangkat pada Selasa (21/8), sebanyak 1.822 armada bus pada Rabu (23/8), sebanyak 1.695 bus pada Kamis (24/8) dan Jumat sebanyak 1.582 bus.

“Jumlah tersebut belum termasuk armada tambahan. Di sini ada sebanyak 208 bus tambahan yang disediakan. Itu berasal dari PO bus dari Jakarta, Surabaya dan kota sekitar,” tutur dia.

Padatnya kendaraan arus mudik dan balik, katanya, menyebabkan antrean kendaraan di sejumlah daerah. Hal itu mengakibatkan bus jurusan Surabaya-Jogja sering tidak masuk ke Jogja. Bahkan, kedatangan bus ke Jogja bisa terlambat hingga empat jam.

“Memang banyak bus Surabaya-Jogja yang tidak masuk ke Giwangan. Mereka berhenti di Solo, kemudian penumpang naik bus Solo-Jogja untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu berdampak pada penumpang yang akan berangkat ke Surabaya dari Giwangan,” katanya.

Namun, pihaknya sudah memiliki alternatif bagi penumpang yang akan balik ke Surabaya. Selain meminta para penumpang untuk menunggu bus-bus yang akan berangkat ke Surabaya, Aziz menganjurkan agar pemudik yang balik naik bus ke Solo untuk melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

“Alternatif lainnya, kami akan menyiapkan armada tambahan untuk bus tujuan Surabaya. Kondisi ini berbeda dengan bus tujuan Jakarta yang tidak ada masalah,” pungkas Aziz.

Azis juga mengatakan tarif bus ekonomi selama Lebaran bisa dipantau. “Soal tarif, untuk bus ekonomi sudah ada aturan tarif batas bawah dan atas. Itu bisa kami pantau,” jelasnya.

Dijelaskan Aziz, perhitungan tarif angkutan selama Lebaran dihasilkan dari perhitungan yang sudah ditetapkan. Untuk perhitungan tarif batas bawah, perhitungannya tarif batas bawah (Rp86 per penumpang) dikalikan jarak per kilometer. Adapun tarif batas atas, perhitungannya tarif batas atas (Rp139 per penumpang) dikalikan jarak per kilometer.

“Misalnya, untuk trayek Jogja-Solo, tarif batas atas yang ditetapkan sebesar Rp9.035 dari penjumlahan Rp139 dikalikan jarak tempuh 65 kilometer. Jadi, kalau penumpang ditarik membayar Rp10.000 itu melanggar. Tapi, biasanya jurusan Jogja-Solo hanya menarik di bawah itu, semisal Rp8.500 atau Rp9.000,” tutur Aziz.

Untuk tarif armada bus eksekutif pihaknya tidak bisa memantau. selain diserahkan kepada Perusahaan Otobus masing-masing, harga tiket untuk bus eksekutif diserahkan kepada pasar. Tentunya, tambah dia, bus yang menaikkan harga tiket terlalu tinggi akan ditinggalkan oleh masyarakat. “Kalau mekanisme pasar, biar masyarakat yang menilai. Toh, kalau kemahalan akan ditinggalkan,” tukasnya.

Salah seorang agen bus PO Sinar Jaya Cabang Giwangan mengakui adanya kenaikan harga tiket dua kali lipat dibanding hari biasa. Menurut agen bus tersebut, harga tiket eksekutif tujuan Jogja-Jakarta dijual Rp210.000. Untuk penumpang tujuan Jogja-Bogor ditawarkan harga tiket Rp170.000. “Untuk tujuan Jakarta ada yang Rp160.000 dan khusus bus ekonomi dipatok Rp90.000,” terang Joko, kemarin.

Sementara, Wahidin, 30, warga Umbulharjo, Jogja meski memaklumi adanya kenaikan harga selama lebaran namun dia berharap tetap ada evaluasi dari pemerintah. Hal senada juga disampaikan Adhi Kuncoro, 35 yang akan balik ke Bekasi. “Ya tetap perlu ada evaluasi dari pemerintah agar kenaikan harga tiket wajar. Soalnya, yang ini dibilang tidak wajar juga butuh. Kalau nggak beli enggak bisa balik,” kata Adhi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya