Hingga hari pertama pelaksanaan tahun ajaran baru, masih ada 3 SMPN di Sleman yang belum memenuhi kuota siswa
Harianjogja.com, SLEMAN – Hingga hari pertama pelaksanaan tahun ajaran baru, masih ada 3 SMPN di Sleman yang belum memenuhi kuota siswa. Sekolah tersebut masih diperbolehkan membuka pendaftaran hingga akhir Juli dengan tetap mematuhi aturan zonasi.
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Arif Haryono mengatakan sekolah tersebut berada di daerah perbatasan. Sekolah yang dimaksud antara lain SMPN 3 Prambanan, SMPN 4 Prambanan, dan SMPN 3 Turi.
“Masih buka dengan tetap terikat aturan[zonasi] tapi bisa dikomunikasikan,” jelasnya, Senin (17/7/2017). Hal serupa juga terjadi pada tahun sebelumnya pada kedua sekolah di Prambanan tersebut.
Tahun sebelumnya, sekolah yang masih kekurangan siswa hingga masa pendidikan dimulai yakni SMPN 3 Pramabanan, SMPN 4 Prambanan, SMPN 2 Cangkringan, dan SMPN 2 Moyudan.
Lokasi yang terletak di perbatasan regional dinilai menjadi alasan sekolah tersebut kerap kekurangan siswa. Terlebih lagi, tahun ini dikenakan sistem zonasi dengan pembagian daerah masing-masing.
Arif menguraikan jika sekolah di perbatasan sebenarnya diberikan kuota menerima siswa dari luar daerah sebesar 20%, lebih besar dari sekolah di dalam daerah.
Karena itu, dalam masa perpanjangan penerimaan ini sekolah bisa memanfaatkan aturan tersebut. Jika nanti siswa yang mendaftar kemudian melebihi kuota luar daerah juga bisa diizinkan dengan komunikasi dengan Dinas Pendidikan terlebih dahulu. “Kalau siswa dari Sleman tinggal langsung diterima,” terangnya.
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana menyebutkan jika sebelumnya MPN 4 Tempel. Juga sempat kekurangan siswa. Namun, kondisi berubah ketika memasuki hari pertama tahun ajaran baru. “Tadi saya dapat laporan sudah terpenuhi kuotanya di Tempel,” jelasnya.
Meski tak ada ikatan sistem yang harus diterapkan, Ery mengatakan harus diutamakan siswa yang sudah mendaftar secara online dan kemudian terlempar akibat seleksi yang dilakukan.
Selain itu, sekolah juga harus jeli menerima siswa yang sudah terlempar tersebut namun belum mendapatkan sekolah hingga penutupan sistem seleksi.