SOLOPOS.COM - PANEN—Petani sedang memanen padi varietas unggul Inpari 13 di Desa Sogan Kecamatan Wates, Kulonprogo, selasa (28/2). (HARIAN JOGJA/Arief Junianto)

JIBI/Harian Jogja/Arief junianto

WATES—Panen perdana padi varietas unggul Inpari 13 ternyata membuat petani kecewa. Pasalnya produksi panenannya masih dibawah varietas padi lama Ciherang.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

PANEN—Petani sedang memanen padi varietas unggul Inpari 13 di Desa Sogan Kecamatan Wates, Kulonprogo, selasa (28/2). (HARIAN JOGJA/Arief Junianto)

Ketua Kelompok Tani Panca Manunggal Desa Sogan Kecamatan Wates Sumaryono menjelaskan produksi inpari 13 rata-rata hanya mencapai 7,6 ton per hektar. Padahal saat menanam varietas Ciherang, petani bisa panen sampai 9 ton per hektar.

Panen perdana varietas Inpari 13 tersebut dilakukan di lahan pesawahan di bulak Trimulyo. Petani mencoba varietas ini dengan harapan kualitas dan produksi panenan meningkat.

Menurut Sumaryono, varietas Inpari 13 mulai diperkenalkan pada 2012. varietas ini termasuk kategori unggul karena selain produktivitasnya tinggi juga lebih tahan terhadap serangan hama.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (KP4K) Kulonprogo Maman Sugiri mengatakan bahwa sebenarnya padi jenis

Inpari 13 tersebut tergolong padi jenis unggul lantaran selain kualitas produksinya, juga ketahanannya terhadap hama wereng batang cokelat.

”Mungkin karena memang masih baru, petani belum bisa menyesuaikannya,” ucapnya. (sun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya