JIBI/Harian Jogja/Arief junianto
WATES—Panen perdana padi varietas unggul Inpari 13 ternyata membuat petani kecewa. Pasalnya produksi panenannya masih dibawah varietas padi lama Ciherang.
Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal
Ketua Kelompok Tani Panca Manunggal Desa Sogan Kecamatan Wates Sumaryono menjelaskan produksi inpari 13 rata-rata hanya mencapai 7,6 ton per hektar. Padahal saat menanam varietas Ciherang, petani bisa panen sampai 9 ton per hektar.
Panen perdana varietas Inpari 13 tersebut dilakukan di lahan pesawahan di bulak Trimulyo. Petani mencoba varietas ini dengan harapan kualitas dan produksi panenan meningkat.
Menurut Sumaryono, varietas Inpari 13 mulai diperkenalkan pada 2012. varietas ini termasuk kategori unggul karena selain produktivitasnya tinggi juga lebih tahan terhadap serangan hama.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (KP4K) Kulonprogo Maman Sugiri mengatakan bahwa sebenarnya padi jenis
Inpari 13 tersebut tergolong padi jenis unggul lantaran selain kualitas produksinya, juga ketahanannya terhadap hama wereng batang cokelat.
”Mungkin karena memang masih baru, petani belum bisa menyesuaikannya,” ucapnya. (sun)