Produktivitas dan daya saing usaha perlu ditingkatkan.
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan kalangan usaha non-pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha.
Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren
“Dari hasil Sensus Ekonomi (SE 2016) terlihat tantangan DIY ke depan cukup berat di era persaingan bebas. Mengingat lebih dari 73 persen usaha tidak menempati bangunan khusus yang diperuntukkan bagi kegiatan usahanya. Karena itu, produktivitas dan daya saing usaha perlu ditingkatkan,” ujar Kepala BPS DIY Bambang Kristianto, seperti dikutip Antara, Minggu (11/9/2016).
Ia mengatakan, menghadapi pasar bebas khususnya terkait dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kekuatan dunia usaha perlu dipetakan.
Sensus Ekonomi 2016 yang baru saja selesai dilaksanakan oleh BPS menghasilkan informasi awal berupa jumlah usaha di luar sektor pertanian.
Berdasarkan hasil SE 2016, jumlah usaha non-pertanian di DIY sebanyak 533,8 ribu usaha, atau meningkat sebesar 32,36 persen jika dibandingkan jumlah usaha hasil SE 2006 yang tercatat sebanyak 403,3 ribu usaha.
“Dari sebanyak 533.800 usaha hasil Sensus Ekonomi 2016, tercatat sebanyak 143.700 usaha menempati bangunan khusus untuk tempat usaha. Sementara sisanya, sebanyak 390.100 usaha tidak menempati bangunan khusus usaha, seperti pedagang keliling, usaha di dalam rumah tempat tinggal, usaha kaki lima, dan lain sebagainya,” terang Bambang.
Sementara itu, lanjut dia, jika dilihat dari pola sebaran usaha, terlihat bahwa periode waktu sepuluh tahun, pola penyebaran usaha di DIY tidak banyak mengalami perubahan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
