SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA—Sekitar 99% siswa SMA/MA maupun SMK di Provinsi DIY dinyatakan lulus dalam Ujian Akhir Nasional (UAN). Sayangnya, jumlah kelulusan siswa SMA/SMK di DIY itu masih kalah dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Berdasarkan pemaparan tingkat kelulusan UAN oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, untuk DIY dari 18.802 siswa SMA/MA yang mengikuti UAN, sebanyak 134 orang dinyatakan tidak lulus. Jika dipresentasekan jumlah ketidaklulusan mencapai 0,71%.

Adapun untuk kategori SMK dengan 23.553 peserta UAN di DIY yang tidak lulus sebanyak 32 siswa, atau dengan persentase 0,14%.

Jika dibandingkan dengan hasil tahun lalu, angka kelulusan SMA/SMK pada 2012 ini jauh lebih baik. Pada 2011, dari total 41.700 siswa SMA/MA dan SMK peserta UAN, 198 di antaranya tidak lulus. Yakni 148 peserta tingkat SMA/MA dan 50 peserta tingkat SMK.
Meski jumlah kelulusan meningkat, prestasi DIY masih kalah dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa. Adapun untuk seluruh provinsi di Indonesia, DIY berada di peringkat keduabelas.

Sebagai perbandingan persentase paling bagus ketidaklulusan dicapai Jatim sebesar 0,07%, disusul Jabar (0,10%), Jateng (0,22%), DKI (0,38%) dan Banten (0,52%). Persentase ketidaklulusan di DIY sendiri mencapai 0,71%.

Kondisi hampir yang sama terjadi pada ketidaklulusan di SMK. DIY hanya unggul dari Provinsi Banten. Untuk persentase ketidaklulusan SMK paling sedikit dipegang Jabar (0,03%), Jatim (0,7%) disusul, DKI dan Jateng masing-masing 0,8%, DIY (0,14%) dan Banten (0,25%).

Pada 2011 lalu, DIY juga kalah dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa. Daerah yang dikenal dengan julukan Kota Pelajar dan Kota Pendidikan ini hanya menempati peringkat 20 dari 33 provinsi. Peringkat DIY pada 2011 jauh di bawah Jawa Tengah yang menempati posisi 11.

Untuk tingkat ketidakulusan kategori SMA/MA pada 2012 provinsi NTT menempati peringkat pertama bagi jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 1.994 dari jumlah peserta di NTT 36.228 dengan persentase 5,50%.

Sedangkan di kategori SMK di DIY masih tergolong kecil dan berada di peringkat ke-26. Untuk peringkat pertama yang paling banyak tidak lulus diraih oleh Provinsi NTT dengan jumlah yang tidak lulus sebanyak 537 dari total peserta UAN sebanyak 15.278.

Mengenai angka kelulusan di DIY, M Nuh tidak banyak memberikan komentar karena jumlah kelulusan cukup besar. “DIY perkembangannya hampir sama dengan tahun lalu jadi cukup bagus. Mudah-mudahan di tahun berikutnya bisa mencapai 100 persen,” harap M Nuh seusai pemaparan kepada wartawan di gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (24/5).

Untuk skala nasional M. Nuh menjelaskan bagi SMA/MA jumlah total kelulusan mencapai 99,50% dari jumlah peserta 1.524.704. Untuk itu yang tidak lulus mencapai 7.579 peserta (0,50%). Jumlah itu naik dari tahun lalu yang mencapai 99,22% untuk kategori SMA/MA.
Adapun untuk kategori SMK jumlah kelulusan mencapai 99,72% dari jumlah peserta 1.039.403. Jumlah yang tidak lulus mencapai 2.925 peserta atau 0,28%. Jumlah tersebut naik dari tahun lalu di kategori SMK dimana tingkat kelulusannya mencapai angka 99,51%.

“Khusus untuk NTT kami akan mengevaluasi dan memberikan masukan dan solusi bagi mereka terkait jumlah ketidaklulusan yang mencapai angka ribuan,” ujar M Nuh.

Sementara provinsi yang paling kecil siswanya yang tidak lulus UAN adalah di Jawa Timur sebesar 0,07%. “Semua provinsi ada siswa yang tidak lulus UAN untuk tahun ajaran ini,” katanya.

Dikatakan Nuh, terdapat sekolah yang seluruhnya atau 100% siswanya dinyatakan lulus UAN dan ada pula sekolah 100% siswanya tidak lulus.

Mendikbud mengatakan, dari siswa yang tidak lulus disebabkan nilai akhir rata-rata tidak sampai 5,5 dan ada pula rata-rata mata pelajaran nilainya kurang dari empat.

Dia mengatakan sekalipun siswa dinyatakan lulus UAN tapi oleh pihak sekolah bisa digugurkan kelulusannya jika diketahui melakukan tindak kriminal. Menurut rencana pengumuman kelulusan bagi siswa SMA sederajat pada Sabtu (26/5). “Kepala sekolah kami berikan wewenang untuk umumkan kelulusan dengan caranya sendiri.”

Belum Tahu
Adapun Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Baskara Aji saat dihubungi Harian Jogja secara terpisah mengaku belum mengetahui jika tingkat kelulusan SMA/MA maupun SMK di wilayah kerjanya mencapai 99%.

Pasalnya, selain tidak memiliki data secara lengkap, Aji menyatakan telah membagikan rekapitulasi data kelulusan per sekolah ke masing-masing kepala sekolah.

“Saya belum tahu jika persentasenya mencapai segitu. Kami baru ada data rekapitulasi per sekolah. Itupun sudah kami kirimkan ke sekolah. Sampai malam ini [kemarin] kami juga tengah menyelesaikan rekapitulasi kelulusan,” katanya.

Disinggung mengenai kelulusan yang ada telah memenuhi target yang diberikan, Aji juga enggan berkomentar. Padahal, beberapa waktu lalu, dirinya sempat mengungkapkan jika target yang siswa yang tidak lulus pada tahun ini adalah kurang dari 1%.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, jelas saya belum bisa berkomentar. Lagian hasil rekapitulasi kami juga belum selesai,” terang Aji.

Adapun mengenai upaya dari Disdikpora DIY untuk melakukan meningkatkan angka kelulusan melalui nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) Aji juga enggan berkomentar banyak.

Menurut Aji, nilai UAS memang memberikan peran yang cukup besar, karena memiliki perbandingan 40: 60 dibandingkan UAN, namun dirinya menolak akan menempuh cara meningkatkan nilai UAS. Disdikpora sendiri merencanakan bakal melakukan penjelasan lebih terkait dengan kelulusan pagi ini.



“Tidak bisa dikatakan lulus hanya dengan UAN, namun juga ditentukan kepribadian dan juga nilai UAS. Dan saya belum bisa berkomentar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya