SOLOPOS.COM - Ekspresi kegembiraan siswa saat hasil Ujian Nasional diumumkan. (JIBI/Solopos/Antara/ilustrasi)

Hasil ujian nasional untuk SMA sederajat meraih indeks integritas tertinggi.

Harianjogja.com, SLEMAN — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Anies Baswedan mengimbau kepada sekolah maupun Dinas Pendidikan di daerah, jangan sampai melakukan belanja komputer hanya demi menyelenggarakan UN Berbasis Komputer (UNBK).

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Meskipun memang, pihaknya berkeinginan agar sekolah di Indonesia menggunakan komputer untuk belajar. Yakni, komputer bukan hanya digunakan untuk UNBK, melainkan juga untuk belajar, ulangan harian, mingguan, atau ulangan semester.

“Terlalu mahal kalau belanja komputer sekedar untuk UNBK, jadi kami bukan mendorong penggunaan komputer untuk UNBK, tapi mendukung belajar yang berbasis komputer,” kata dia, di sela memantau pelaksanaan UN, dalam kunjungan kerjanya memantau UN Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kalasan, Sleman, Kamis (12/5/2016)

Ia menyebutkan, secara umum pelaksanaan UNBK jenjang SMP/MTs berjalan lancar, di Sleman dan di Klaten ia juga mengapresiasi anak-anak yang tidak tegang, terlihat nyaman dan sudah terbiasa menggunakan komputer. Hanya saja memang ada sejumlah kendala teknis seperti gangguan listrik yang mati, server yang mengalami interupsi, namun dari gangguan yang ada, peserta UN tidak dirugikan. Karena walaupun listrik dan server terganggu, ketika komputer kembali menyala, jawaban mereka telah tersimpan.

“Memang infrastruktur kita belum 100 persen sempurna. Sedangkan untuk pelaksanaan UN Berbasis Kertas juga terpantau tanpa kendala berarti,” imbuh dia.

Saat disinggung mengenai isu kebocoran soal selama UN, Anies mengungkapkan hal tersebut tidak terjadi. Hanya saja saat distribusi ada sejumlah abjad yang diberi nomor, dan itu kemudian disebut bocoran oleh sejumlah pihak. Sehingga ia selalu menekankan kepada peserta UN untuk percaya diri dan tidak terpengaruh dengan tawaran bocoran soal yang datang kepada mereka.

Salah seorang siswa SMP Negeri 1 Kalasan, Sleman yaitu Rindi Dwi di kesempatan yang sama menyatakan dirinya lebih suka mengerjakan UN menggunakan sistem komputer, karena lebih cepat selesai. Ia juga berharap lebih banyak lagi sekolah yang bisa melaksanakan UN dengan sistem komputer.

Kepala SMP N 1 Kalasan, Sleman Muji Rahayu menuturkan UNBK yang diselenggarakan bagi 192 siswa di sekolah itu, digelar dalam tiga sesi. Sekolah mencoba mengantisipasi matinya sambungan listrik dengan menyewa genset.

Sementara di lokasi berbeda, Kepala SMP N 1 Prambanan, Sleman Agus Dwiyono menuturkan, sekolah yang dipimpinnya masih menyelenggarakan UN Berbasis Kertas. Kali ini ada 128 siswa yang mengikuti UN 2016. Sejauh ini tidak ada kendala dalam UN, soal yang tercetak juga dapat terbaca jelas.

“Kami berharap pada tahun depan, sekolah bisa menyelenggarakan UN Berbasis Komputer, memang kali ini jaringan internet kami masih minim, belum mendukung untuk UNBK,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya